Featured Post Today
print this page
Latest Post

Lebih Dekat dengan Masyarakat melalui P2MKP

Berdasarkan amanat Pembangunan Perikanan Nasional bahwa kualitas sumberdaya manusia merupakan kunci pokok dalam menentukan keberhasilan program pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi salah satu upaya pokok yang harus diwujudkan. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia mutlak diperlukan guna mendukung keberhasilan pembangunan.

Dalam rangka mendukung hal tersebut, Sekolah Tinggi Perikanan (STP) sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi profesional bidang perikanan, dalam menyiapkan sumberdaya manusia perikanan selalu berupaya untuk merealisasikan hal tersebut melalui rancangan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum dengan komposisi 40% teori dan 60% praktek.

Salah satu bentuk kegiatan praktek tersebut adalah praktek lapangan bagi taruna tingkat pertama (Remaja) yang dilaksanakan pada awal semester II yang selanjutnya disebut dengan Praktek Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP). PPKMP dimaksudkan agar para taruna yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan, tingkat sosial budaya, asal daerah, dan sebagainya dapat mengetahui dan memahami serta memiliki kesamaan cara pandang terhadap kehidupan masyarakat pesisir (nelayan, pengolah dan petani tambak). Proses transformasi nilai dalam waktu yang demikian singkat tersebut memerlukan wahana dan pengelolaan yang seksama agar dapat dicapai hasil yang seoptimal mungkin.

Penyelenggaraan PPKMP ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada taruna tentang kehidupan masyarakat pesisir, desa nelayan, lembaga pedesaan di lingkungan kehidupan nelayan serta menumbuhkan kesadaran, yang pada gilirannya menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian taruna dalam berperan serta membantu mewujudkan pengembangan masyarakat nelayan pada umumnya dengan usaha perikanan yang tangguh.

Pelaksanaan PPKMP tahun 2014 bagi Taruna Remaja Angkatan 49 dilaksanakan selama 14 hari kalender pada tanggal 10 – 23 Februari 2014. Tempat pelaksanaan PPKMP tahun 2014 adalah Desa Asemdoyong Kec. Taman, Kab. Pemalang – Jawa Tengah. Peserta praktek adalah seluruh taruna semester II yang telah dinyatakan lulus pada semester I, angkatan 49 sebanyak 454 orang, dengan rincian sebagai berikut 


Untuk menjamin terlaksananya praktek dengan lancar dan baik, maka dibentuk Panitia Penyelenggaraan dan Pembimbing Praktek PPKMP tahun 2014 dengan Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Perikanan No. SK. SK.172 /STP/KEP/DL.210/I/2014.

Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada praktek PPKMP terbagi atas 2 (Dua) jenis kegiatan, yakni jenis kegiatan yang bersifat umum dan jenis kegiatan yang bersifat khusus.

A. Jenis kegiatan yang bersifat umum

Jenis kegiatan tersebut mencakup :
1) Menghayati kehidupan sehari-hari para nelayan beserta keluarganya dengan cara taruna mengikuti kegiatan usaha perikanan masyarakat setempat dengan cara tinggal bersama keluarga nelayan/pembudidaya/pengolah ikan. Taruna diharapkan membaur dengan keluarga dimana mereka tinggal bersama dan menjadi bagian dari keluarga tersebut. Oleh karena itu, segala kegiatan yang dilaksanakan keluarga tersebut, taruna diharapkan terlibat di dalamnya.
2) Mengikuti kegiatan LINTAS PROGRAM STUDI, dimana seluruh Taruna/i dibagi menjadi satu kelomok dari 6 Program Studi untuk menerima Materi dari Prodi TPI, MP, TPH, TAK, TPS dan PP secara bergiliran.

a. Prodi TPI : Melakukan kegiatan Penangkapan ikan dilaut (LAYAR One Day Fishing) dan kegiatan-kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

b. Prodi MP : Cara menggunakan/mengoperasikan, merawat mesin penggerak utama kapal yang digunakan pada kapal nelayan.
c.Prodi TPH : Penanganan dan pengolahan hasil-hasil perikanan modern maupun tradisional.
d. Prodi TAK : Usaha budidaya ikan.
e. Prodi TPS : Ekosistem perairan laut dan wilayah pesisir
f. Prodi PP : Keragaan penyuluh perikanan (Mekanisme dan struktur organisasi masyarakat nelayan/pembudidaya ikan dan lembaga pemerintah yang terkait dengan perikanan

3) Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat oleh Taruna seperti : Kebersihan di Sekitaran Desa Asemdoyong, Senam Bersama dan Aksi Donor Darah.
4) Melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen/Pembimbing seperti : Pemberian materi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Budidaya Lele Skala Rumah Tangga, Diversifikasi Pengolahan Hasil Perikanan, Penanaman Mangrove, Keselamatan Kerja dan Perbaikan Jaring, serta Perawatan Alat/Mesin Pendingin.



B. Jenis Kegiatan yang Bersifat Khusus
Jenis kegiatan yang bersifat khusus meliputi:
1) Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI)
a. Mengikuti kegiatan penangkapan ikan dilaut
b. Membantu pembuatan/penangkapan ikan dilaut.
c. Membantu perbaikan dan pemeliharaan kapal penangkap ikan.
d. Membantu penanganan hasil tangkap ikan diatas kapal.

2) Program Studi Permesinan Perikanan (MP)
a. Mengikuti kegiatan menangkap ikan
b. Mengikuti perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin kapal maupun mesin bantu perikanan
c. Mengikuti dan mengamati cara pengoperasian mesin-mesin perikanan dan mesin bantu perikanan

3) Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH)
a. Mengamati cara penyediaan dan penanganan bahan mentah untuk pengolahan
b. Mengikuti kegiatan pengolahan ikan baik bersifat tradisional maupun modern.
c.Mengikuti dan mengamati cara penanganan ikan hasil tangkap sejak di atas kapal, tempat-tempat pendaratan dan tempat pengolahan.

4) Program Studi Teknologi Akuakultur (TAK)
a. Melakukan pengamatan potensi upaya budidaya
b. Mengikuti kegiatan budidaya ikan meliputi persiapan lahan, pelaksanaan budidaya, pemanenan, dll.
c. Mengikuti kegiatan pembenihan, penyediaan benih, secara alami dan proses pengangkutan benih ke lokasi budidaya.

5) Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (TPS)
a. Mengidentifikasi Potensi sumberdaya perairan.
b. Mengikuti kegiatan budidaya, utamanya yang berkaitan dengan pengelolaan habitatnya.
c. Mengikuti kegiatan pengolahan hasil perikanan, utamanya yang berkaitan dengan penanganan limbahnya.
d. Pengenalan terhadap ekosistem perairan dan wilayah pesisir

6) Program Studi Penyuluhan Perikanan
a. Mempelajari tata kehidupan masyarakat pesisir dari aspek sosial, ekonomi dan budidaya.
b.Mengidentifikasi sistem penyuluhan perikanan yang terdiri dari
- Kelembagaan penyuluhan perikanan
- Ketenagaan penyuluhan perikanan
- Peyelenggaraan penyuluhan perikanan

c. Mengikuti kegiatan budidaya ikan meliputi persiapan lahan, pelaksanaan budidaya, pemanenan, dll.
Metode yang digunakan pada praktek PPKMP ini antara lain : a) Diskusi, untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat pesisir dan b) Wawancara, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan nelayan.

Kegiatan akhir PPKMP adalah penenyusunan Laporan oleh seluruh Taruna/i peserta PPKMP yaitu hasil dari penerimaan materi yang telah diterima selama PPKMP dan Kemudian dilanjutkan dengan Seminar laporan hasil PPKMP oleh masing-masing Prodi yang akan dilaksanakan besok pagi Tanggal 23 Februari 2014 di SDN 03 Asemdoyong. {Patekkai | 28 Februari 2014}
0 komentar

Pakan Alternatif Untuk Larva Ikan

A.   PERMASALAHAN
       Saat ini ketersediaan cacing sutera terbatas dan sulit didapatkan
       Dengan kondisi tersebut, muncul permasalahn lanjutan yang dihadapi oleh pembudidaya yakni melonjaknya harga cacing sutera yang pada awalnya Rp 7.000 – Rp. 8.000 per takar saat ini mencapai kisaran harga Rp. 10.000 – Rp 13.000 per takar
       Sehingga perlu ada pakan alternatif sebagai pengganti Cacing Sutera

B.    PAKAN ALTERNATIF 1
       Rebus Kuning Telur, diberikan pada hari ke 2 – 4 (2 Hari setelah penetasan)
       Untuk hari ke-4 sampai hari ke-15 beri Pellet Feng Li 0  ditambahkan dengan Grotop dan fermentasikan dengan BIOKU Fish Probiotik
       Selanjutnya mulai pf 500 – pf 800 ditambah dengan Feng Li

C.    PAKAN ALTERNATIF 2
       Penggunaan PELLET yg paling halus/serbuk dengan kadar protein 40%.
       Sebelum diberikana ke bibit lele yg berumur 4 hari sebaiknya pelet tersebut dikukus selama skitar 30 menit dg tujuan supaya butirannya jd lembut dan lembek sehingga mudah dicerna oleh larva lele.
       Setelah dikukus biarkan dingin dulu kemudian berikan tambahan asupan gizi dari suplemen/multivitamin untuk memacu pertumbuhan dan daya tahan tubuhnya, (GROTOP+PREMIX AQUAVITA) yg dicampurkn. kmudian bentuk gumpalan dan tempelkan di dinding kolam
       Keterangan:
       Grotop : vitamin dan enzym pncernaan,
       Premix Aquavita : suplemen dan multivitamin pemacu pertumbuhan,
       Aminoliquid= sbg atractan/perangsang nafsu makan.

D.   PAKAN ALTERNATIF 3
BUBUR, bisa digunakan untuk pengganti cancing sutra. Pengunaanya mulai dari larva berumur  4 hari  -20 hari dan Berikut cara pembuatannya:
       2 kuning telur yg sudah direbus
       nesle kacang ijo 1 bungkus
       tepung udang 2 sendok
       tepung tapioka 1 sendok
       vitamin

     Caranya semua bahan di atas campurkan dgn air 1 gelas kopi dan aduk sampai larut.lalu digodok hingga kental sampai jadi bubur dan dinginkan. Sudah dingin baru kasihkan ke larva yang di kasih wadah agar kolam tetap bersih. Namun bubur ini hanya tahan 12 jam.
0 komentar

Pembuatan Bakso Ikan

Latar Belakang
Mungkin hampir semua orang Indonesia tahu dan pernah mencicipi produk olahan berdaging yang berbentuk bulat-bulat ini. Namanya bakso. Bahkan mungkin, produk ini termasuk salah satu produk yang paling banyak disantap orang. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan para manula. Rasanya lezat, bergizi tinggi, dapat disantap dengan dan dalam keadaan apa pun serta sangat mudah diterima oleh siapa saja.
Siapa sangka bakso juga dapat terbuat dari ikan Nila yang sudah familier di masyrakat. Sebagian masyarakat mungkin tidak senang mengkonsumsi ikan Nila dalam keadaan utuh karena orang-orang berfikir bahwa Nila identik dengan banyak duri/tulang. Namun dengan dibuat menjadi bakso orang akan lebih tertarik dan berminat untuk mengkonsusmsinya.
Bakso ikan Nila mempunyai nilai gizi yang tidak kalah pentingnya dengan daging Ikan Nila yang asli, Jika mutunya bagus, bakso ikan dapat dijadikan usaha yang menarik, cukup menguntungkan, dan bahkan mampu menembus pasar ekspor. 

Tujuan
Menambah pengetahuan tentang menganekaragamkan daging ikan Nila, serta mengajak untuk berusaha skala rumah tangga.

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 
Alat :
1. Kompor/tungku
2. Baskom
3. Pisau
4. Talenan
5. Blender
6. Panci perebus
7. Serok/ penyaring
8. Sendok makan
9. Timbangan 

Bahan :
1. Bahan utama adalah ikan Nila sebanyak 2,5 kg.
2. Tepung Kanji digunakan sebanyak 10% dari jumlah daging ikan Nila yaitu 250 gr (10% dari 2,5 kg ikan Nila)
3. Bumbu yang dibutuhkan :
· Garam 
· Merica bubuk 
· Bawang merah 
· Bawang putih 
Garam dapur yang digunakan sekitar 2,5% dan bumbu penyedapnya sekitar 2% dari berat daging. campuran bawang merah, bawang putih, perbandingan 15 : 3 : 1. Sebaiknya tidak menggunakan penyedap masakan rnonosodium glutamat atau vetsin.

PROSES PEMBUATAN 
Tahapan Proses Pembuatan Bakso:
Ø Ikan dibersihkan, dibuang kepala dan isi perutnya dan dikuliti
Ø Filet daging ikan dan potong kecil-kecil
Ø Tulang ikan dilumatkan dengan alat 
Ø emudian daging dan tulang digiling menggunakan blender sampai halus
Ø Tuangkan daging yang sudah digiling ke dalam baskom atau wadah yang sudah dipersiapkan
Ø Bumbu digiling sampai halus
Ø Campurkan tepung kanji dan bumbu ke dalam daging ikan yang sudah dihaluskan dan diaduk hingga merata sampai membentuk adonan yang sesuai
Ø Bentuk adonan tersebut menjadi bulatan-bulatan bakso yang besarnya sesuai selera dengan bantuan sendok makan
Ø Bulatan bakso yang sudah dibentuk dimasukkan ke dalam air mendidih dan biarkan hingga mengapung sendiri
Ø Bulatan yang sudah mengapung menandakan bakso sudah matang dan dapat diangkat serta ditiriskan menggunakan serok atau penyaring.
Bakso dihidangkan dan siap untuk dikonsumsi {Patekkai | 5 Februari 2014}
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger