Featured Post Today
print this page
Latest Post

Bernilai Ekonomi Tinggi, Nelayan Beralih ke Ikan Layur

SUKABUMI – Sejumlah nelayan di sepanjang Teluk Palabuhan ratu mengalihkan pencariannya ke ikan layur. Sebab, dengan kondisi cuaca yang buruk sangat untuk mendapatkan ikan tuna. Apalagi saat ini harga ikan layur mencapai Rp65.000 per kg.
Kepala Dinas Kelautan dan Peri kanan Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir, mengatakan jarak pencarian ikan layur yang hanya 5-7 mil membuat para nelayan lebih memilih mencari ikan layur.

"Karena tak bisa melaut lebih dari 10 mil akibat cuaca buruk, nelayan jadi memilih mencari ikan layur yang jarak pencariannya dekat serta tidak berbahaya," ujarnya di Sukabumi.
Alhasil, kata Abdul, dengan melimpahnya ikan layur, membuat harga ikan tersebut tinggi. "Bayangkan saja harga ikan layur sekarang mencapai Rp65.000 per kg dari sebelumnya Rp38.000 per kg," ucapnya.
Abdul mengatakan, stok ikan layur di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu masih aman untuk dua bulan ke depan. Pasalnya, para nelayan mulai kembali melaut setelah menyandarkan kapalnya sekitar dua bulan. "Sekarang sudah mulai banyak nelayan kembali melaut meskipun dengan jarak yang dekat dan saat cuaca bagus," ungkapnya.
Menurutnya, harga ikan layur mungkin akan normal pada April-Mei. Saat cuaca buruk di prediksi berakhir. "Nelayan kapal tuna sekarang mancing layur, ikan tuna dan cakalang menurun, tapi layur meningkat,” bebernya.
Pedagang ikan, Kris, mengatakan hampir seluruh harga ikan saat ini pada naik. Bahkan sebagian langka. Seperti halnya ikan etem saat ini harganya Rp20.000per kg dari sebelumnya hanya Rp.15.000per kg. Sedangkan untuk ikan tembang saat ini Rp15.000per kg dari sebelumnya hanya Rp4.000per kg.
"Berbeda dengan ikan lainnya yang mahal akibat langka. Namun ikan layur semakin banyak jumlahnya semakin mahal," paparnya.
Sebab menurutnya, layur itu peminatnya paling banyak dibandingkan jenis ikan lainnya. Meskipun dalam satu kilogram itu hanya dua atau tiga ekor ikan. "Ikan layur itu paling diburu konsumen,"terangnya.
Sementara itu, Nelayan, Samsi, mengatakan, dirinya saat ini lebih memilih menangkap ikan layur daripada tuna atau yang lainnya. Sebab meskipun hasil tangkapan ikan layur tak begitu banyak, namun lebih menguntungkan dan tidak berbahaya dibanding jenis ikan lain. "Modal dengan hasil tangkapan tak begitu merugi jika menangkap ikan layur," pungkasnya.

Sumber: http://economy.okezone.com/read/2016/02/16/320/1313334/bernilai-ekonomi-tinggi-nelayan-beralih-ke-ikan-layur


0 komentar

Gencar Lakukan Sosialisasi Larangan Cantrang, Kini Nelayan Jateng Mulai Rasakan Dampaknya

KKPNews, Jakarta – Sejak menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sudah banyak menerbitkan beberapa kebijakan yang disesuaikan dengan 3 piliar utama misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkannya tersebut sebelumnya sudah beberapa kali ditentang para nelayan.
Salah satunya kebiijakan pelarangan para nelayan dalam penggunaan alat tangkap cantrang. Nelayan mengaku resah dengan kebijakan yang diterbitkan Menteri Susi. “Awalnya membuat orang galau,” papar Anggota Mitra Nelayan Sejahtera Sukahar Juwana, Jakarta, Rabu (3/2).
Namun, para nelayan kini mulai memahami dan merasakan dampak dari kebijakan yang dikeluarkan. Dengan diberikan selalu kepada mereka pengertian dan sosialisasi secara berkala dari KKP.
“Tapi ketika pemahaman dan sosialisasi kita ada kelompok paguyuban kita ini berusaha memberi penjelasan supaya mereka paham kebijakan cantrang itu benar,” tukasnya.
Sejak dikeluarkannya Permen Nomor 2 Tahun 2015 soal pelarangan penggunaan alat tangkap cantrang, kebijakan ini banyak menuai protes dari para nelayan. Bahkan pada 26 Februari 2015, ribuan nelayan melakukan demo dan memadati kantor KKP, serta mendesak agar Menteri Susi untuk segera mencabut Permen itu.
Namun, Susi tetap teguh menegakkan kebijakan yang telah dibuat. Terutama mengenai penggunaan cantrang. Menurut Susi, jika nelayan terus melakukan penangkapan dengan menggunakan cantrang, lambat laun ikan akan habis dan lingkungan laut pun akan rusak, sebab sifat alat tangkap tersebut mengeruk seluruh biota laut yang tertangkap alat tangkap tersebut.

Sumber: http://kkp.go.id/2016/02/04/gencar-lakukan-sosialisasi-larangan-cantrang-kini-nelayan-jateng-mulai-rasakan-dampaknya/
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger