Featured Post Today
print this page
Latest Post

KKP Alokasikan 40 Persen Beasiswa untuk Anak Nelayan

KKPNews, Pangandaran – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) mengalokasikan 40 persen beasiswa untuk anak pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.
Sekretaris BPSDM KP Rina, Rabu (16/3) mengatakan, nantinya peserta didik akan ditempatkan di satuan pendidikan tersebut terdiri dari sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM), tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP), dan satu Sekolah Tinggi Perikanan (STP) di lima kampus.
Rina menjelaskan keberpihakan BPSDMP KP terhadap anak-anak pelaku utama bertujuan mendorong mereka mendapatkan pendidikan di sekolah yang tepat, yang mampu mengangkat kearifan lokal yang mereka miliki menjadi pengetahuan yang terstruktur, serta mengembangkannya sebagai modal untuk bekerja dan menjadi pelaku utama yang lebih modern.
“Mereka sudah mendapatkan ini dari lingkungan yang membesarkannya. Hanya saja mereka butuh polesan intelektual agar lebih pintar dalam memanfaatkan karekater dan fisik tangguh yang dimilikinya,” tuturnya.
Dia menambahkan pendidikan tersebut harus satu koridor dengan apa yang mereka alami sehari-hari dan bisa memberikan efek manfaat bukan hanya bagi diri mereka sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Rina menuturkan jika kegiatan pendidikan diperuntukkan bagi anak-anak pelaku utama usia sekolah, maka kegiatan pelatihan diperuntukkan bagi para pelaku utamanya.
Untuk itu, BPSDMP KP perlu menyelenggarakan promosi pelatihan, dalam kesempatan ini dilakukan di Pangandaran.
“Hal ini agar masyarakat dapat memahami dan tertarik untuk mengikuti pelatihan bagi masyarakat yang diselenggarakan BPSDMP KP, melalui enam Balai Diklat dengan wilayah kerja seluruh Indonesia,” ucapnya.
Rina menyebutkan pelatihan tersebut terdiri dari pelatihan penangkapan ikan, permesinan kapal, budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran produk perikanan, kerajinan kekerangan, usaha garam, konservasi perairan, pengawasan, dan sebagainya.
Tak hanya melalui Balai Diklat, pelatihan juga dilakukan melalui Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). “Pelaku utama maju di sektor kelautan dan perikanan dan dapat menyelenggarakan pelatihan ditetapkan BPSDMP KP menjadi P2MKP, untuk melatih masyarakat sekitar, di bawah binaan Balai Diklat di masing-masing wilayah kerja,” ujarnya.

Sumber: http://kkp.go.id/2016/03/17/kkp-alokasikan-40-persen-beasiswa-untuk-anak-nelayan/
0 komentar

Produksi Melimpah, Pengusaha Rumput Laut Tolak Pembatasan Ekspor

JAKARTA - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menolak adanya pembatasan ekspor komoditas rumput laut Indonesia, lantaran produksi dalam negeri yang melimpah. Tercatat menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),  produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10.335.000 ton basah atau jika dikonversi menjadi 1.033.500 ton kering.

"Produksi rumput laut meningkat setiap tahunnya, ada persediaan masih banyak. Kondisi sekarang ini serapan pasar rendah, kalau tidak diekspor mau diapakan persediaan itu, sementara permintaan pasar luar negeri cukup baik” ungkap Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis di Menara Kadin, Rabu, (17/2/2016).

Dia menerangkan jika tidak diekspor, maka akan menyebabkan penumpukan di dalam negeri karena produksi rumput laut di Indonesia meningkat terus sedangkan penjualan di pasar domestik rendah. Saat ini, serapan industri dalam negeri terhadap rumput laut dinilai masih sangat rendah, yakni hanya mencapai 87.429 ton kering. 

“Pasokan dan budidaya rumput laut masih banyak tersedia di dalam negeri, tapi serapannya masih rendah. Oleh karenanya, para pelaku usaha rumput laut terus berusaha agar rumput laut itu bisa diekspor sembari membangun daya saing industri dalam negeri," lanjutnya. 

Lanjut dia, terlepas dari krisis global yang ikut memperparah pemasaran dan penyerapan rumput laut dan produk olahannya, nyatanya Indonesia masih mampu meningkatkan volume ekspornya dari 200.706 ton di tahun 2014 menjadi 206.305 ton di tahun 2015.

“Volume ekspornya memang naik, walaupun nilainya menurun karena rendahnya harga pembelian akibat adanya rencana pengenaan bea keluar (BK) dan larangan ekspor pada tahun 2015” tandasnya. 

Sumber: http://ekbis.sindonews.com/read/1086076/34/produksi-melimpah-pengusaha-rumput-laut-tolak-pembatasan-ekspor-1455704733
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger