Featured Post Today
print this page
Latest Post

Arsitektur Pembangunan Kelautan

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State in the world), memiliki potensi dan kekayaan laut meliputi Perikanan, Pariwisata Bahari, Energi Terbarukan (antara lain : arus laut, pasang surut, gelombang laut, Ocean Thermal Energy Convertion), Mineral di Dasar Laut, Minyak dan Gas Bumi, Pelayaran, Industri Maritim, dan Jasa Kelautan yang  diperkirakan mencapai nilai US$ 171 milyard per tahun. Akan tetapi belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat, dapat terlihat bidang kelautan belum dijadikan pengarusutamaan (mainstreaming) pembangunan Nasional. Sesungguhnya potensi yang ada di laut dapat diibaratkan sebagai “Sleeping Giant” (raksasa sedang tidur). Untuk itu perlu dioptimalkan secara maksimal dan berkelanjutan dengan pola pengelolaan Blue Economy. 
Informasi ini tentunya sangat penting untuk diketahui oleh khalayak umum khususnya kalangan akademisi seperti Civitas Akademika Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Berkenaan dengan hal tersebut, Senin, 22 September 2014 diselenggarakan Kuliah Umum dengan materi “Arsitektur Pembangunan Kelautan” yang disampaikan oleh Dr.Ir. Dedy H. Sutisna, MS menjabat Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia di Aula STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Kuliah umum dihadiri oleh staff pengajar dan seluruh taruna-taruni semester III, V, VII dan Alih Program STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Acara kuliah umum dibuka oleh Dra. Ani Leilani, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan, dalam sambutannya Ani menyampaikan biodata singkat narasumber dan ucapan terima kasih kesediaan Dr. Dedy H Sutisna untuk menyampaikan materi pada kuliah umum ini. Sedangkan yang bertindak selaku moderator adalah Dr. Ir. OD. Subhakti H, M.Si merupakan staff pengajar di Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Dalam pemaparannya pada kuliah umum ini Dedy menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan presentase wilayah lautnya sebesar 70% dan selebihnya 30% merupakan wilayah daratan dengan potensi bidang kelautan mencapai US$ 171.000.000.000/tahun, dimana menurut Prof. Firmanzah, PhD (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2012) “Sumber daya laut Indonesia diperkirakan dapat mencapai ± Rp. 3000 triliun/tahun”. Melihat begitu besarnya potensi sumber daya laut Indonesia maka Pembangunan Kelautan dan Perikanan kedepannya harus dengan penerapan mindset Kelautan, tidak hanya fokus pada mindset Agraria yang selama ini diterapkan. 
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 harus disesuaikan dengan hasil analisis dan penetapan Isu Strategis yang sedang berkembang saat ini meliputi: Pemantapan Ketahanan Pangan, Peningkatan Kesejahteraan, Peningkatan Daya Saing, Pembangunan Kelautan, dan Pembangunan Berkelanjutan. Dari hasil analisis Isu Strategis ini, kemudian dijadikan dasar pembuatan Arah dan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019.
Arah dan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 yang telah disusun berdasarkan Isu Strategis tersebut mencakup (1) Peningkatan produksi perikanan untuk pemantapan ketahanan pangan nasional; (2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan; (3) Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan; (4) Pendayagunaan potensi ekonomi kelautan; (5) Pemantapan keberlanjutan pembangunan kelautan dan perikanan dan (6) Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM KP serta inovasi IPTEK Kelautan dan Perikanan. 
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 untuk mewujudkan Negara Maritim menurut Undang – Undang No. 17 Tahun 2007 dapat dilakukan dengan merubah mindset pembangunan menjadi mindset kemaritiman yang didukung oleh empat pilar meliputi budaya Bahari, Tata Kelola Laut, Ekonomi Kelatan, Pertahanan, Keamanan dan Keselamatan di Laut dan Lingkungan Laut. Pada akhirnya akan mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional. Hal ini sesuai dengan Visi Indonesia 2025: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007.
Menurut Dedy, Arsitektur Pembangunan Kelautan yang ditawarkan adalah menjadikan Kedaulatan sebagai pondasi dasar dalam pembangunan yang didukung menjadikan Kelautan sbg Pilar Ekonomi Nasional yang terdiri dari empat ponasi utama yaitu Sumber Daya Kelautan, Habitat, SDM, dan Teknologi berdasar Peraturan Perundang-undangan yang tidak tumpang tindih. Dengan demikian akan mewujudkan kesejahteraan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional (UU No.17 Tahun 2007). Dapat disimpulkan bahwa dalam Penyusunan Arsitektur Pembangunan Kelautan dan Perikanan meliputi Item Arsitektur, Isu Strategis, Masalah yang Timbul dan Kebijakan yang Dibutuhkan sehingga outputnya adalah adanya peruntukan/manfaat bagi rakyat, pengusaha, negara, dan alam. Namun pada pelaksanaannya, harus ada pembagian peran/tugas terhadap kebijakan yg telah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Pada kuliah umum ini pula Dedy menyampaikan bahwa, dalam Pembangunan Kelautan dan Perikanan peran dan kontribusi Penyuluh Perikanan sangatlah penting. Disampaikan pula bahwa, Arsitektur Peran Penyuluh Kelautan dan Perikanan dalam mengawal Pembangunan Kelautan dan Perikanan harus berlandaskan pada Kelompok Penyuluh yang sudah ada harus bersinergi dengan Kelompok Masyarakat Mandiri sehingga nantinya akan mewujudkan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Sejahtera yang berdasarkan pada empat pilar yaitu Peningkatan Teknologi,  Peningkatan Usaha, Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Hidup Lebih Baik sesuai dengan Visi Indonesia 2025: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007 .
Untuk menggali pembahasan materi kuliah umum lebih dalam, moderator membuka sesi diskusi dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan. Pertanyaan pertama disampaikan oleh I Wayan Deni Koriawan Taruna Semester VII yang menanyakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan per kapita. Pertanyaan kedua oleh Sumarjo Taruna Alih Program yang menanyakan upaya pemecahan masalah klasik masyarakat pesisir seperti keselamatan kerja nelayan, Bahan Bakar Bersubsidi dll. Pertanyaan ketiga oleh Regen Panjaitan Taruna Semester VII menanyakan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk merubah mindset masyarakat ke mindset kelautan. Pertanyaan keempat oleh Nicolaus Fanny Ravita yang menanyakan keterkaitan bisnis masyarakat pesisir terhadap Pasar Bebas Asean. Pertanyaan kelima oleh Ade Sunaryo, S.ST., M.Sc staff pengajar Jurusan Penyuluhan Perikanan yang menyampaikan perlunya perhatian khusus proses rekruitment tenaga penyuluh perikanan sebagai ujung tombak pembangunana kelautan dan perikanan, dan pertanyaan terakhir dari Dr. Ir. Pigoselpi Anas, M.Si staff pengajar Jurusan Penyuluhan Perikanan yang menanyakan tindakan konkret selain dari arsitektur/perencanaan dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Kegiatan kuliah umum berlangsung selama hampir tiga jam dengan lancar, hal ini terlihat dengan feed back dan antusiasme peserta yang cukup tinggi dalam mengikuti kuliah umum ini. Kuliah umum ditutup dengan penyampaian simpulan oleh Moderator. Harapannya, melalui kegiatan kuliah umum ini para taruna-taruni lebih memahami akan pentingnya pengelolaan sumber daya laut Indonesia secara berkelanjutan sehingga akan terwujud Negara Maritim yang diakui oleh dunia internasional dan Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi kuat di dunia.
0 komentar

Pusluh Rekrut Lulusan STP Jadi Penyuluh Bantu

Sudah lebih dari sepekan, Sekolah Tinggi Perikanan telah melantik wisudawan sebanyak 315 orang lulusan yang terdiri dari 6 program studi. Program Studi Penyuluhan Perikanan merupakan salah satu diantara 6 program studi tersebut, dengan meluluskan sebanyak 38 orang taruna yang berasal dari penjuru nusantara.
Pada dasarnya lulusan Program Studi Penyuluhan Perikanan yang berjumlah 38 orang tersebut terserap secara keseluruhan di dunia kerja  dengan rincian 8 orang yang langsung bekerja di PT. Central Proteina Prima (PT CPP) ditempatkan di LampungSelebihnyasebanyak 30 orang para lulusan Prodi Penyuluhan Perikanan direkrut oleh Kementarian Kelautan dan Perikanan melalui Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan untuk menjadi Penyuluh Perikanan Bantu.
Penyuluh Perikanan Tenaga Bantu merupakan perubahan nama dari Penyuluh Perikanan Kontrak. Nama tersebut digunakan karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014  tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan. Hal ini tertuang pada Pasal 42 ayat (2) bahwa: “Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat mengangkat penyuluh perikanan kehormatan dan/atau penyuluh perikanan bantu.
Selain itu, para lulusan Prodi Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan direkrut berdasarkan kompetensi akademik yang dimilikinya yakni Penyuluhan Perikanan. karena salah satu syarat untuk menjadi Penyuluh Perikanan Bantu adalah memiliki kualifikasi akademik. Dan Para Penyuluh Perikanan Bantu tersebut ditempatkan di daerah asal masing-masing dalam rangka pengembangan bidang kelautan dan perikanan di wilayah masing-masing.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, kamis, 11 september 2014 kemarin sebanyak 30 orang penyuluh perikanan bantu tersebut diberi pembekalan oleh Pusat Penyuluhan Perikanan di Kampus Penyuluhan Perikanan. pada kesempatan tersebut, Pembekalan disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Dr. Rina, M.Si. dan didampingi oleh Kepala Sub Bidang Ketenagaan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Beliau menyampaikan materi terakit dengan Kebijakan Pusat Penyuluhan Perikanan dan Tugas Pokok serta peraturan perundang-undangan terkait dengan Penyuluhan Perikanan. Selain itu, materi terkait dengan pedoman kerja penyuluh perikanan bantu secara teknis juga disampaikan pada pembekalan tersebut. Selain diikuti oleh lulusan, pembekalan juga dihadiri oleh 12 orang Penyuluh perikanan yang sedang melanjutkan Pendidikan Alih Program dari Diploma 3 ke Diploma 4 di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan

0 komentar

RAPIKAN fasilitasi Stadium Generale dari Mississipi State Univeristy

Video conference yang difasilitasi RAPIKAN untuk kedua kalinya dalam rangka Stadium Generale dengan narasumber Prof. Larry A. Hanson, B.S., Ph.D (ahli Fish Pathobiology) yang merupakan salah satu professor dari Mississipi State University (MSU) dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2014 di Kampus Cikaret STP Jurluhkan. Sebelumnya, telah diselenggarakan video conference Stadium Generale pertama yang dibawakan oleh Prof. S.W. Jack, D.V.M., M.S., Ph.D (ahli Veterinary Pathology, especially wildlife and aquaculture) dengan materi “Fish Health From A One Health Perspective : A Paradigma for The Future di Kampus STP Pasar Minggu (8/5).
 
Kegiatan video conference dalam rangka stadium generale ini merupakan salah satu upaya peningkatan kapasitas pendidikan dilakukan oleh Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP yang merupakan tindak lanjut Letter of Intens (LOI) antara BPSDMKP dengan Mississipi State University (MSU) Amerika Serikat. 
 
Stadium Generale yang dihadiri oleh perwakilan PUSDIK, Ketua STP Jakarta, Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan, Kepala BAPPL Serang, Ketua Jurusan Teknologi Akuakultur, Dosen STP, perwakilan taruna/i Jurusan Penyuluhan Perikanan dan  perwakilan taruna/I Jurusan Teknologi Akuakultur. Kegiatan stadium generale juga terhubung dengan peserta yang berada di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo serta Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong. 
 
Prof. Larry A. Hanson, B.S., Ph.D (ahli Fish Pathobiology) sebagai narasumber menyampaikan materi mengenai “Management of the Environement to Prevent Diseases in Warm Freshwater Fish Production”. Para peserta begitu antusius dalam menyimak materi kuliah umum tersebut, hal ini terlihat ketika sesi tanya jawab. Beberapa peserta kuliah umum bertanya terkait dengan materi yang telah disampaikan oleh Prof. Larry diantaranya perwakilan peserta dari Kampus Cikaret STP Jurluhkan, perwakilan peserta dari Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo serta perwakilan peserta  dari Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong.
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger