Featured Post Today
print this page
Latest Post

Sukacita Panen Perdana BUSMETIK di Pacitan

Pacitan (25-Desember-13) Lebih dari dua bulan yang lalu Presiden SBY melakukan penebaran benur di tambak BUSMETIK Pacitan. Selama dua bulan lebih, anggota kelompok posdaya Mulyosari melakukan pemeliharaan udang secara intensif. Hasil dari kegiatan tersebut, udang Vannamei yang  ada di dalam petak tambak telah mencapai ukuran 80 ekor/kg dan siap untuk dipanen. Terdapat 3 petak tambak BUSMETIK milik kelompok Posdaya Mulyosari, masing-masing memiliki luas sekitar 600 m2. Saat ini diperkirakan dalam setiap petak tambak terdapat 1.6 ton udang yang siap dipanen.
Panen dilakukan sendiri oleh anggota kelompok Posdaya Mulyosari dengan bimbingan teknis dari BAPPL (Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan) STP Serang. Panen dilakukan pada pagi menjelang siang hari. Hampir separuh anggota kelompok Posdaya Mulyosari berada di dalam tambak untuk menarik jaring yang berisi udang dari sisi tambak ke sisi lain. Tak mau ketinggalan, Bupati Pacitan yang didampingi oleh Ketua Yayasan Dhamandiri, Kepala BPSDMKP, Dr. TB Haeru, Ketua STP juga ikut menarik jaring ke atas pematang untuk membantu anggota Posadaya yang berada di bawah. 
Tampak rasa bahagia dan bangga dari seluruh yang hadir atas hasil yang diraih. Dalam sebuah obrolan ringan sebelum panen antara Kepala BPSDMKP dan beberapa stake holder lain, terlihat bahwa seluruh pihak mempunyai harapan yang sama agar kegiatan ini berlanjut dan dapat dikembangkan di wilayah lain pantai selatan Pulau Jawa.
Setelah panen, Kepala Desa Sidomulyo yang juga merupakan pelaksana kegiatan ini memberikan laporan awal. Dalam laporannya, Kades menyampaikan bahwa saat ini udang telah mencapai umur pemeliharaan 72 hari, dan dalam kondisi siap dipanen. Harga udang diperkirakan mencapai Rp. 70.000 per kilogram. Dengan volume seluruh udang pada tiga petak yang akan dipanen mencapai 5 ton, diperkirakan keuntungan yang diperoleh dari setiap petak pada panen ini mencapai 60 juta rupiah. Kades Ngadirejo menyampaikan saat ini juga ada usaha untuk pengembangan budidaya rumput laut Gracilaria di Pacitan, dan sudah dipanen meski masih ada beberapa kendala.
Bupati Pacitan dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Haryono Suyono selaku Ketua Yayasan Dhamandiri yang telah memberikan dukungan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Pacitan. Bupati menceritakan bahwa awal mula pengembangan BUSMETIK di Pacitan merupakan inisiatif Prof. Haryono Suyono yang mengajak beliau untuk melihat keberhasilan BUSMETIK yang dikembangkan oleh BAPPL STP Serang. Beliau mengatakan bahwa pasti bisa untuk mengembangkan budidaya udang di Pacitan meski banyak yang meragukan keberhasilan budidaya udang di pesisir selatan Pulau Jawa. Atas keberhasilan ini, Bupati memberikan tantangan kepada 7 kecamatan pesisir lain di Pacitan untuk turut mengembangkan BUSMETIK guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seluruh camat yang hadir saat itu langsung menyampaikan kesiapannya di depan Bupati. Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Desa yang telah menyiapkan lahan guna kegiatan BUSMETIK ini. Bupati mengatakan Kades Sidomulyo sebagai “bakul udang” mempunyai analisis ekonomi yang cukup baik. Hal ini terlihat dari perhitungan panen yang dilakukan mendekati akhir tahun, di mana saat ini harga udang cukup tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh lebih banyak.
Selain budidaya udang, Bupati juga menginginkan agar Kabupaten Pacitan juga mampu menjadi penghasil garam. Untuk itu, Bupati akan menugaskan camat-camat yang ada di wilayah pesisir untuk melakukan kunjungan ke Tegal guna melihat tambak garam yang ada di Tegal. Sehingga Pacitan dapat dikenal sebagai daerah penghasil garam seperti halnya Madura.
Kepala BPSDMKP dalam sambutannya juga mengatakan bahwa Prof. Haryono Suyono merupakan inspirator pembangunan Kelautan dan Perikanan. Oleh karena itu, Kepala BPSDMKP memberikan penghargaan Kepada Prof Haryono Suyono sebagai inspirator pembangunan Kelautan dan Perikanan. Penghargaan tersebut diberikan pada saat Final Kelompencapir GEMPITA 2013 yang berlangsung di Jakarta, 15 Desember 2013.
Dr. Suseno berharap Kabupaten Pacitan tidak hanya dikenal potensi wisata alamnya. Beliau juga berharap wisatawan yang datang ke Pacitan dapat mengenal potensi lain dari Pacitan, yakni budidaya udang.
Selanjutnya, Prof. Haryono Suyono menceritakan awal mula BUSMETIK di Pacitan. Beliau saat itu yang sedang menghadiri Wisuda Taruna di STP Pasar Minggu melihat orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. TB Haeru. Melihat semangat berkobar Dr. TB Haeru dalam menyampaikan orasi, beliau langsung mengatakan bahwa harus ada 1 di Pacitan. Beliau kemudian menghubungi Bupati Pacitan untuk melihat langsung tambak BUSMETIK yang ada di kampus BAPPL STP Serang. Tiba saat kunjungan Bupati Pacitan di Kampus BAPPL STP Serang, Bupati melihat dan langsung mengiyakan untuk dibuat tambak BUSMETIK di Pacitan.
Prof. Haryono Suyono juga mengucapkan banyak terima kasih kepada BPSDMKP yang telah mengerahkan seluruh sumberdaya yang ada untuk terwujudnya tambak BUSMETIK. Juga kepada Sekolah Tinggi Perikanan khususnya Dr. TB Haeru dan Tim yang telah memberikan pendampingan selama lebih dari 2 bulan. Beliau menanyakan kepada Kades dan Dr. TB Haeru tentang rencana penebaran udang berikutnya. Beliau terkejut mendapat jawaban jika penebaran udang akan dilakukan pada akhir Januari 2014. Waktu ini lebih cepat dari perkiraan beliau untuk melakukan penebaraan udang yang menurut beliau pada bulan Maret atau April 2014. Dr. TB Haeru menjelaskan bahwa benur udang relatif lebih tahan terhadap cuaca ekstrim, sehingga penebaran  bisa dilakukan pada bulan Januari meski sedang musim penghujan.
Prof. Haryono Suyono juga sangat mendukung keinginan Bupati untuk mengembangkan tambak garam di Pacitan. Jika Bupati berhalangan berkunjung ke Tegal, beliau berharap BPSDMKP dapat mengirimkan tim dari tegal untuk berbagi ilmu di Kabupaten Pacitan.
Selama sambutan berlangsung, panen udang dan penanganan pasca panen udang dilakukan oleh anggota kelompok, tim pendamping dari BAPPL STP Serang, dan pembeli. Udang yang telah dikeluarkan dari tambak dimasukkan ke dalam bak yang telah berisi air es. Udang yang telah bersih kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran udang. Udang lalu ditimbang berdasarkan ukuran untuk selanjutnya dimasukkan kotak berinsulator yang berisi es, dan diangkut menggunakan truk.
Pembeli udang BUSMETIK pada panen perdana kali ini berasal dari Cirebon. Pembeli ini merupakan pelanggan udang BUSMETIK BAPPL STP Serang. Bupati berharap jika BUSMETIK sudah berkembang akan ada pembeli dari daerah lain yang tertarik untuk membeli udang dari Pacitan. (m.patekkai)
0 komentar

RAPIKAN dan STP Jurluhkan berbagi pengalaman dengan Penyuluh Perikanan se-Jabodetabek

Jakarta (20-Desember-13), Penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan perikanan diharapkan memiliki inovasi dalam penyampaian materi kepada masyarakat. Masyarakat yang semakin melek teknologi membutuhkan penyuluh yang mampu beradaptasi dengan hal tersebut. Penyuluh diharapkan mampu memanfaatkan kemajuan media komunikasi dan informasi untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan kegiatan penyuluhan.
RAPIKAN sebagai salah satu media penyuluhan yang hampir genap berusia 2 tahun ambil bagian untuk berbagi dengan penyuluh perikanan yang berada di Jabotabek. Bertepatan dengan pelaksanan Final Gempita tahun 2013 yang diselengarakan di Kantor Pusat RRI di Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat, RAPIKAN dan Tim dari STP Jurusan Penyuluhan Perikanan memberikan bimbingan teknis tentang media tertayang, media terdengar, dan media tercetak. Terdapat 3 booth yang dimana masing masing booth akan menjelaskan tentang penggunaan masing-masing media dalam kegiatan penyuluhan.
Booth pertama menjelaskan tentang media tertayang yang diawali dengan informasi yang disampaikan oleh Pusat Penyuluhan tentang pemanfaatan media internet melalui Website Pusat Penyuluhan, Sistem Informasi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, serta portal Marine and Fisheries Cyber Extension. Pusat penyuluhan berharap penyuluh dapat memanfatkan media ini untuk saling berbagi informasi. Melanjutkan materi yang telah disampaikan, RAPIKAN berbagi informasi dan pengalaman tentang penggunaan media video sebagai sebuah media penyampai informasi kepada masyarakat. RAPIKAN menjelaskan tentang keunggulan media ini dibanding media lain, bagiamana melakukan produksi sebuah video meliputi danri peralatan dan persiapan yang harus dilakukan, serta bagiamana melakukan publikasi di layanan Video Streaming.
Selanjutnya adalah booth media terdengar yang menjelaskan tentang teknis pembuatan naskah siaran, dan melakukan siaran radio. Penyuluh terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari tim RAPIKAN. Penyuluh memperoleh pengalaman berharga tentang bagaimana proses sebuah siaran berlangsung, mulai dari bagaiamana sebuah naskah dibuat hingga diperdengarkan kepada pendengar.
Media terakhir yang disampaikan adalah media cetak. Pada booth ini penyuluh diperlihatkan beberapa media cetak yang dapat dipergunakan untuk memberikan penyuluhan kepada pelaku utama. Beberapa media tersebut antara lain : folder, leaflet, booklet, x banner, dan lain-lain. Penyuluh diajarkan untuk memilih media cetak yang sesuai dengan kebutuhan penyuluh di lapangan.
Kegiatan ini selain menambah wawasan dan pengetahuan penyuluh juga membantu penyuluh untuk mendapatkan portofolio media terdengar pada MUK sertifikasi penyuluhan perikanan. [M.Patekkai]
0 komentar

Kuliah Umum Kewirausahaan Menyajikan Kiat Menjadi Pengusaha Perikanan yang Tangguh

Bogor, (18-Desember-13) Wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat / menilai kesempatan usaha, mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Beberapa ciri-ciri sikap pribadi wirausaha sukses, antara lain : Berani mengambil resiko; Kreatif dan Inovatif; Mempunyai Visi; Mempunyai tujuan yang berkelanjutan; Percaya diri & Mandiri; Aktif, Energik dan menghargai waktu; Memiliki konsep diri positif; Berpikir positif; Bertanggungjawab secara pribadi dan selalu belajar dan menggunakan umpan balik.
Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor dalam rangka mengimplementasikan tujuan dalam menyiapkan SDM yang berwawasan bisnis, sebagaimana tertuang dalam Keppres No. 27 tahun 1993 tanggal 18 Maret 1993 tentang Tugas Pokok Menyelenggarakan Program Pendidikan Keahlian di Bidang Perikanan (D4) pada Sekolah Tinggi Perikanan telah melaksanakan kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan, dengan tema “Kiat Menjadi Pengusaha Perikanan Yang Tangguh” sebagai suatu upaya/informasi alternatif pilihan setelah taruna/taruni lulus kuliah.
Kuliah Umum Kewirausahaan ini diselenggarakan dengan tujuan : 1) Menanamkan jiwa kewirausahaan, 2) Memotivasi dan mengembangkan potensi taruna/taruni untuk menjadi wirausaha, 3) Memberikan informasi mengenai potensi bidang-bidang bisnis di masa mendatang secara umum, 4) Berbagi pengalaman sukses menjadi entrepreneur dari para pengusaha sukses, 5) Melatih taruna/taruni untuk menyelenggarakan suatu kegiatan besar, 6) Sebagai sarana pendekatan komunikasi dan kerjasama dunia usaha dengan perguruan tinggi. Selain itu, pemberian materi entrepreneurship yang langsung berasal dari praktisi bisnis dapat memberikan gambaran nyata mengenai dunia entrepreneurship pada taruna/taruni, yang pada akhirnya pengetahuan ini dapat menjadikan alternatif pilihan setelah lulus kuliah.
Kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan yang dilaksanakan dalam rangka pencerahan dan memupuk jiwa wirausaha taruan Jurusan Penyuluhan Perikanan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2013 yang bertempat di Aula STP Jurusan Penyuluhan Peirkanan Bogor. Peserta pada kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan adalah taruna STP Jurusan Penyuluhan Tingkat Madya (semester III/PP dan semester III/TAK), Tingkat Perdana (semester V/PP), dan Tingkat Utama (semester VII/PP). Selain itu, Dosen/Tenaga Pengajar, Pegawai pun turut serta hadir menjadi peserta dalam Kegiatan Kuliah Umum tersebut.
Narasumber kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan dalam tema “Kiat Menjadi Pengusaha Perikanan Yang Tangguh” adalah Ir. Imza Hermawan, M.Si dan Legisan Samtafsir, M.Ag yang kedua-nya berasal dari praktisi bisnis perikanan. Hal ini, diharapkan agar apa yang disampaikan oleh narasumber tentang gambaran nyata tentang dunia entrepreneurship dapat menjadi motivasi tersendiri untuk taruna/taruni bilamana mereka telah menyelesaikan/lulus dari jenjang kuliah.
Dalam isi kuliahnya, yang pertama disampaikan oleh Ir. Imza Hermawan adalah bagaimana menyikapi mengapa perikanan menjadi orientasi bisnis. Menyusul beliau menambahkan alur wirausaha yang bukan berasal dari referensi/saduran melainkan berdasar pada pengalaman beliau mulai awal dalam meniti bisnisnya. Kembali beliau menegaskan bahwa, dalam memulai usaha perikanan perlu kiranya kita mengetahui dan wajib memegang prinsip-prinsip dalam menjalankan bisnis. Bagaimana kita mengetahui potensi setempat, semangat dan kemauan besar sehingga dapat mengemukakan ide bisnis, pemilihan jenis bisnis yang akan dijalankan, sehingga dapat berujung pada prinsip bisnis market oriented /consumer oriented dan tak lupa menurut beliau kegiatan evaluasi sangatlah penting yang harus memperhatikan aspek-aspek dan factor-faktor kegagalan. Dalam kalimat terakhir penyampaian materi kuliah umum, beliau menegaskan dua hal, yaitu : kesuksesan adalah proses “perjalanan” yang panjang, dan orang yang sukses adalah selalu mempunyai banyak cara, orang yang gagal selalu mempunyai banyak alasan.
Lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh Legisan, M.Ag sebagai pembudidaya ikan lele bioflock 165. Dalam pemaparan materi awal, beliau memberikan kisah tentang bebarapa sosok orang sukses dalam membangun usaha bisnis; seperti Dahlan Iskan, Lele Lela dan Basrizal Koto. Kisah mereka dihapkan dapat membangun pribadi bisnis sedini mungkin dan dapat seperti mereka walaupun kesemuanya itu berawal dari perjuangan besar yang tiada batasnya seperti pada kata pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Selanjutnya beliau memaparkan bagaimana usaha bioflock mampu menjawab tantangan tentang kebutuhan pangan, tuntutan pasar global, keamanan pangan, dan keterlusuran yang berpegang pada prinsip kerja biofloc, yaitu konsep, proses dan hasil. Untuk mengimbangi kegiatan bisnis bioflock yang dijalankan, Legisan juga tak lupa menyampaikan upaya-upaya yang dilakukan dalam menjalankan bisnisnya bukan hanya mengandalkan kemampuan pengetahuan, fisik, teknologi namun juga berfikir secara spiritual untuk lebih mendekatkan ke Sang Pencipta guna mengharap kebarokahan/ridho_Nya dari usaha yang dijalankan.   Selain ke-2 narasumber yang memiliki semangat menyampaikan materi kuliah, terlihat juga antusias dari peserta yang hadir. Hal ini, terlihat dari adanya feed back (umpan balik) oleh peserta dari taruna. Pertanyaan pertama diawali oleh taruna Ahmad (TAK) yang ingin mengetahui bagaimana mengawali bisnis yang dapat menjadikan kita menjadi pengusaha perikanan tangguh dan sejauh mana prospek bisnis ikan dalam budidaya lele bioflock 165 yang dijalankan oleh sang narasumber, menyusul pertanyaan kedua oleh taruna Irham (TAK) yang ingin mengetahui upaya dan atau motivasi apa yang harus dijalankan dalam menjalankan sebuah bisnis sehingga berjalan dengan baik, dan bagaimana dapat belajar pada orang-orang sukses sebagai indicator kemajuan bisnis. Selanjutnya pertanyaan disampaikan oleh taruni Deayu Larasati (PP) dan diikuti oleh taruna M.Khadafi (PP) yang menyampaikan pertanyaan seputaran perilaku dalam berbisnis, bagaimana menghadapi  pesaing bisnis, bagaiman factor-faktor penunjangnya, dan lain sebagainya. Dengan melihat antusiasnya peserta dengan bobot pertanyaan yang terbilang bagus, maka moderatorpun menyepakati bahwa session tanya jawab hanya sekali dan tidak berlanjut.
Untuk membentuk sikap pribadi wirausaha bukan sesuatu hal yang mudah dan dapat terbentuk dalam waktu singkat, tetapi harus ditanam dan dipahami secara lebih dini sejak usia sekolah, sehingga pada saat meninggalkan bangku kuliah seseorang telah berani menyatakan dirinya untuk berwiraswasta.
Namun untuk bisa melahirkan wirausahawan bukanlah hal yang mudah. Selain ketersediaan modal, teknologi, pasar, dan kreativitas, juga diperlukan mental, sikap, dan perilaku entrepreneur yang kuat dan tertanam secara mendalam. Hal ini diperlukan agar bisa menjadi wirausaha yang tangguh. [M.Patekkai]
0 komentar

Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan, Pembuatan Pakan, dan Budidaya Ikan Lele Bioflock

Bogor, 15 Desember 2013 telah dilaksanakan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan, Pembuatan Pakan dan Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflock di Pondok Pesantren Nurul Huda Cijeruk Bogor. Kegiatan Demonstrasi Cara difasilitasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Acara dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta Ir. Tatang Taufiq Hidayat, MS. Yang didampingi oleh Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Cijeruk, Ketua Dharma Wanita Persatuan BPSDMKP Ibu Anita Suseno, Kepala BP3 Tegal, Perwakilan Direktorat Jenderal KP3K dan P2HP, Ketua Jurusan Penyuluh Perikanan Bogor. Dalam arahannya, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan menyampaikan bahwa  kegiatan pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk pelatihan dan unjuk kerja merupakan penjabaran dari Tridharma Perguruan Tinggi  yang harus dilaksanakan oleh UPT Pendidikan, agar teknologi yang sudah diterapkan dapat disosialisasikan dan disebarluaskan pada masyarakat luas. 
Peserta terdiri dari kelompok pengajian arisan haji Multazam jakarta, Civitas Akademik Sekolah Tinggi Perikanan Kampus Jakarta, Serang dan Bogor, Penyuluh Perikanan dan P2MKP se Kabupaten Bogor, serta Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan lingkup BPSDMKP.  Penyampaian Materi Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflock dibagi menjadi 2 sesi yaitu Penyampaian teori dan demonstrasi cara budidaya bioflock Pembuatan pakan pellet apung skala rumah tangga dengan menggunakan bahan baku limbah lele Materi dismapaikan oleh dosen STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Dr. Ir. OD. Subhakti Hasan, M.Si dan Suratman, SP., M,Si. Dan dibantu oleh Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Nurul Huda. Sementara, Materi demonstrasi cara disampaikan oleh ketua kelompok wanita pengolah “Sakinah” yang meliputi Pengolahan Lele menjadi abon ikan lele, kripik kulit ikan, kerupuk tulang dan duri lele, serta chryspi lele. Sedangkan, Materi Pembuatan pakan pellet apung skala rumah tangga dengan menggunakan bahan baku limbah lele didemonstrasikan oleh para santri yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Nurul Huda. [M.Patekkai]
1 komentar

Pemantapan Konsep Pendidikan Penyuluhan Melalui Lokakarya

Bogor, (17 Desember 2013). Semester ganjil tahun akademik menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Akademik yang dihadiri oleh seluruh staff pengajar STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan menyusun konsep pendidikan dan pendukungnya yang selanjutnya akan diterapkan pada pendidikan di STP Jurusan penyuluhan Perikanan.
ekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi senantiasa terus meningkatkan kapasitas pengembangan akademik pendidikan. Berkenaan dengan hal tersebut, secara rutin pada awal
Pada hari Jum’at hingga sabtu, 15 – 16 November 2013, Lokakarya Pengembangan Pendidikan kembali diselenggarakan di Grand Prioritas Hotel Cisarua Bogor. Pada kegiatan tersebut diulas kembali materi tentang pembelajaran metodik didaktik sebagai penyegaran untuk staff pengajar. Selain itu, diharapakn ada pemantapan praktek mata kuliah yang dikemas dalam bentuk teaching factory untuk mendukung program Pusat Pendidikan Kelauatn dan Perikanan dalam rangka melatih taruna untuk lebih mandiri dan mapan berwirausaha, pengkayaan materi praktek kerja lapang dan praktek akhir.
Rangkaian Kegiatan Lokakarya Meliputi: Pembukaan yang dimulai dari Laporan ketua panitia dalam hal ini Ketua Program Studi Penyuluhan Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan dan dilanjutkan dengan Arahan dan Pembukaan secara resmi oleh Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Dra. Ani Leilani, M.Si.
Pada Sesi selanjutnya, dilaksanakan Pleno Penyampaian Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Program Studi Penyuluhan Perikanan berdasarkan Labo Ilmu. Disetiap Pleno RPS, dirangkaikan dengan diskusi untuk menampung saran dan masukan bagi penyempurnaan RPS masing-masing labo ilmu tersebut, hasil akhir dari Pleno tersebut adalah tersusunnya Rumusan Hasil Lokakarya.
Rangkaian acara lainnya yang tak terlewatkan adalah Penyampaian progres Persiapan masing-masing unit organisasi yang ada di Jurusan Penyuluhan Perikanan sebagai sebuah langkah awal menghadapi Akreditasi Jurusan Penyuluhan Perikanan di Tahun mendatang. Unit organisasi yang menyampaikan persiapan akreditasi tersebut meliputi: Unit Program Studi, Unit Akademik Admnistrasi Ketarunaan dan Tenaga Kependidikan, Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sarana Pendidikan, serta Tata Usaha.
Pada Hari berikutnya, kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemaparan Kesimpulan dan Hasil Rumusan kegiatan Lokakarya Pengembangan Pendidikan STP Jurusan penyuluhan Perikanan Bogor. Pada akhir acara, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Ir. Tatang Taufik Hidayat, MS. Berkesempatan memberikan arahan dan rencana peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan peserta didik sekaligus menutup Acara Lokakarya Pengembangan Pendidikan tersebut. [M.Patekkai]
0 komentar

Anjangsana Kepala Badan pengembangan SDM KP ke Kelompok Nurul Huda

Bogor [30Oktober13]. Ponpes Nurul Huda pada Selasa, 29 Oktober 2013 mendapat kunjungan dari Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) Dr. Suseno Sukoyono sebagai sebuah anjangsana monitoring kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Akademi Perikanan Sidoarjo bersama STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Dalam kunjungannya Kepala BPDMKP melihat proses produksi yang dilaksanakan oleh kelompok wanita pengolah Nurul Huda. Saat itu, kelompok pengolah sedang mengolah ikan lele mejadi beberapa produk seperti abon lele, keripik kulit lele, kerupuk tulang lele, dan krispi lele.
Pada kesempatan tersebut Kepala BPSDMKP memberikan motivasi kepada wanita pengolah agar senantiasa semangat dan terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kepala BPSDMKP berharap, Pondok Pesantren Nurul Huda bisa memiiki produk khas perikanan yang semuanya terbuat dari ikan lele yang mampu menembus pasar swalayan besar. Selanjutnya Kepala BPSDMKP menyempatkan berinteraksi dengan penyuluh swadaya yang ada Ponpes Nurul Huda Cijeruk. Kepala BPSDMKP kemudian melakukan uji coba pakan apung hasil pelatihan di kolam budidaya lele sistem bioflock. [M.Patekkai]
0 komentar

Pembukaan International Job Fair dan Temu Bisnis Alumni Pendidikan Kelautan dan Perikanan

Jakarta [28 Oktober 2013]. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan International Job Fair Kelautan dan Perikanan di Gedung SMESCO Jakarta. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan Temu Bisnis Alumni Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Turut hadir Menteri Kelautan dan perikanan, Anggota Komisi IV DPR RI, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, perwakilan Negara Sahabat, kepala Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Pengusaha Perikanan Alumni Pendidikan Kelautan dan Perikanan.
Pada 28
Secara simbolis Menteri Kelautan dan Perikanan melakukan pengguntingan Pita sebagai tanda dibukanya International Job Fair Kelautan dan Perikanan serta Temu Bisnis Alumni Pendidikan Kelautan dan perikanan. Acara diawalai dengan deklarasi Pembentukan Himpunan Pengusaha Perikanan (HIPERIKAN) yang dilanjutkan launching produk perikanan unggulan yang merupakan produksi peserta didik Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan yang secara simbolis dilakukan dengan pemutaran kemudi kapal oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Penyelenggaraan International Job Fair kelautan dan perikanan sebagai upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memberikan fasilitasi bagi masyarakat khususnya lulusan pendidikan bidang kelutan dan perikanan untuk mengakses pekerjaan serta memberikan peluang untuk berwirausaha bidang perikanan dan kelautan, sehingga dapat mempercepat pembangunan bidang kelautan dan perikanan. Job fari dihadiri oleh 50 Perusahaan yang bergerak dibidang Perikanan.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, terdapat 6.350 peluang kerja yang ditawarkan, yang terdiri dari 2.945 posisi perikanan tangkap, 154 posisi untuk perikanan budidaya serta bidang pengolahan perikanan membuka lowongan 550 posisi. Peluang kerja juga terbuka untuk industri maritim dan pengelolaan lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Dimana pada tahun 2013 tersedia lowongan 2.701 lowongan. Jumlah tersebut terbagi dalam 5 zona, yakni zona kewirausahaan (9 pemilik usaha), zona pelaut perikanan (15 perusahaan), zona budidaya (15 perusahaan), zona pengolahan (5 perusahaan) dan zona industri maritim (10 perusahaan).
Sementara, Temu Bisnis Alumni Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang dimaksudkan untuk memperkuat jaringan bisnis alumni satuan pendidikan kelautan dan perikanan, memberikan peluang usaha bagi alumni pendidikan KP serta menjadi mentor bisnis bagi pebisnis alumni pemula.
Salah satu rangkaian acara adalah diskusi panel temu bisnis alumni pendidikan KP menghadirkan 4 Narasumber yaitu: Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri,MS (Guru Besar Fakultas Perikanan IPB); Hermawan Kartajaya (Presiden Markplus & Inc); Ir. Thomas Darmawan (Presiden Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia). Dan Dr. Suseno Sukoyono (Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan) yang mengangkat tema “Peran Usaha Kelautan dan Perikanan untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional” (m.patekkai)
0 komentar

STP Jurluhkan Bogor dan Akademi Perikanan Sidoarjo Kerjasama Gelar Pelatihan

Bogor, 23 Oktober 2013 telah dilaksanakan Pelatihan Pengolahan Ikan Lele dan Pembuatan Pakan Apung berbahan limbah lele di Pondok Pesantren Nurul Huda Cijeruk Bogor. Pelatihan yang difasilitasi oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Perikanan Sidoarjo bekerja sama dengan STP Jurusan Penyuluhan Perikanan diikuti oleh peserta dari kelompok ibu-ibu pengolah ikan, para santri di pondok pesantren Nurul Huda, dan beberapa perwakilan staf dari STP Jurluhkan.

Materi pelatihan adalah : pembuatan abon ikan lele, krupuk kulit ikan, kripik tulang dan sirip lele, chryspi lele, sedangkan pembuatan pellet apung skala rumah tangga dengan menggunakan bahan baku limbah lele.  Pelatihan dilanjutkan dengan gelar produk hasil pengolahan lele   pada tanggal 24 Oktober 2013 yang dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Ketua STP Jakarta, Direktur Akademi Perikanan Sidoarjo, Ketua Jurusan Penyuluh Perikanan Bogor, Wakil dari BP3 Tegal dan Staf Pengajar dari Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. 

Pada kesempatan gelar produk berkenan Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan berkomunikasi melalui skype yang difasilitasi oleh Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan  (RAPIKAN) STP Jurluhkan dengan kelompok Pengolahan P2MKP  “Darma Tirta” yang berlokasi di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Dalam arahannya, Kapusdik KP menyampaikan beberapa hal : hasil pelatihan harus dapat disosialisasikan kepada masyarakat sekitar pondok pesantren, bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang baik, dan agar berdaya saing dan bernilai jual produk harus dilengkapi dengan sertifikat PIRT dan halal. [M.Patekkai]
0 komentar

STP Jurluhkan Fasilitasi DIKLAT Dasar I bagi Penyuluh Perikanan Kaimana


Bogor [24oktober13]. Kegiatan penyuluhan diharapkan mampu mendorong terwujudnya masyarakat perikanan yang lebih baik (better farming), menuju kehidupan yang lebih layak (better community), berusaha yang lebih menguntungkan (better bussines), dan hidup lebih sejahtera (better living). Untuk dapat mewujudkan tujuan dari kegiatan tersebut di atas keberadaan penyuluh perikanan yang kompeten dan profesional menjadi kunci keberhasilan pembangunan perikanan. Berkenaan dengan hal tersebut maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kaimana membuat program kegiatan Pendidikan dan Latihan bagi penyuluh perikanan di Kabupaten Kaimana.

STP Jurusan Penyuluhan Perikanan sebagai sebah lembaga vokasi penyuluh perikanan dipercaya oleh Pemerintah Kabupaten Kaimana untuk melaksanakan Diklat Dasar I Penyuluh Perikanan bagi Penyuluh Perikanan Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Jumlah penyuluh perikanan yang mengikuti diklat ini adalah sebanyak 15 orang. Diklat dasar penyuluhan perikanan dilaksanakan selama 8 hari setara 80 jam pelatihan dari tanggal 17 s.d 24 Oktober 2013.
Praktek Media Penyuluhan Terdengar melalui Siaran Radio
Kurikulum yang diajarkan sesuai dengan bidang dan jenis pelatihan yang diinginkan adalah materi yang berkaitan dengan penyuluhan dan disesuaikan dengan tugas pokok dimana fungsi penyuluh perikanan sebagaimana tercantum pada PerMen Pan no 19 tahun 2008 tentang penyuluh perikanan dan angka kreditnya. Secara umum, pelatihan diselenggarakan dengan 2 (dua) metode dalam proses pembelajaran yakni Pemberian Materi di dalam kelas dengan sistem ceramah dan diskusi dan yang kedua adalah dengan praktek di kelas, lapangan ataupun laboratorium-laboratorium milik STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Narasumber pada kegiatan tersebut antara lain : Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, dan Dosen lingkup STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. [M.Patekkai]
0 komentar

Mendukung GERVIKAN (Gerakan Vaksinasi IKan), STP Jurluhkan Bekali Taruna Keterampilan Vaksinasi

Bogor [9Oktober13]. Gerakan Vaksinasi Ikan Nasional (GERVIKAN), yang merupakan salah satu program Direktorat Kesehatan dan Lingkungan (Kesling), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan untuk mencegah penyakit ikan, tetapi tidak menggunakan bahan-bahan dan obat-obat terlarang. Dalam rangka mendukung GERVIKAN, Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan, khususnya Taruna/i semester 7 yang berjumlah 38 orang, pada hari Selasa 08 Oktober 2013, melaksanakan praktek lapang ke Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi untuk belajar lebih dalam mengenai vaksin dan vaksinasi ikan.
Pada kesempatan itu, Taruna/i Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan  semester 7 yang sedang menerima mata kuliah Pengendalian Mutu Perikanan dan sebentar lagi akan melaksanakan Praktek Keahlian dan dilanjutkan Praktek Akhir selama 3 bulan di lapangan, menerima materi teori mengenai Vaksin dan Vaksinasi pada Ikan yang disampaikan oleh Bapak Ayi Santika, S.Pi, M.Si. di Ruang Lele BBPBAT Sukabumi. Dalam pemaparannya, disampaikan dengan jelas mengenai vaksin dan vaksinasi pada ikan dari tujuan vaksinasi, sejarah vaksin ikan, proses pengembangan vaksin, jenis-jenis vaksin, penyakit dan vaksin yang digunakan, merk dan jenis vaksin yang terdaftar di Indonesia, prinsip dasar vaksinasi, persyaratan vaksin, metode vaksinasi, sampai yang terakhir evaluasi hasil vaksinasi.
Setelah penyampaian materi selesai, Bapak Ayi Santika membuka sesi diskusi, Taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan diberi kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan ide/gagasannya. Terlihat antusiasme Taruna/i dari beberapa pertanyaan yang disampaikan setelah menerima materi vaksin dan vaksinasi pada ikan. Selain menerima materi teori, Taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan juga diberi materi praktek mengenai cara pemberian vaksin pada ikan yang disampaikan oleh Bapak Asep Suhendra, S.Pi. di Laboratorium basah/wet lab BBPBAT Sukabumi. Taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan diberi kesempatan satu per satu untuk mempraktekan cara pemberian vaksin dengan metode penyuntikan. Ikan yang digunakan pada waktu itu yaitu ikan nila sebanyak 38 ekor sesuai dengan jumlah Taruna/i yang melaksanakan praktek lapang.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan khususnya semester 7, lebih siap lagi dalam menyampaikan informasi dan mentransfer teknologi kepada pelaku utama perikanan, sehingga dapat membantu mempercepat Sosialisasi Gerakan vaksinasi Ikan Nasional ke masyarakat khususnya pelaku utama perikanan. [M.Patekkai]
0 komentar

Diversifikasi Produk Olahan Ikan lele dengan Demonstrasi Cara

Bogor, 04 Oktober 2013 | Budidaya ikan lele sistem bioflock di Pondok Pesantren Nurul Huda telah berjalan selama 1 bulan. Kegiatan budidaya bioflock awalnya diselenggarakan oleh Balai Diklat Perikanan Tegal dalam bentuk pelatihan bagi anggota kelompok pembudidaya ikan Nurul Huda. Selama kurang lebih satu bulan, kegiatan pendampingan dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan dan Balai Diklat Perikanan Tegal sebagai sebuah bentuk pembinaan intensif kepada pelaku utama perikanan. Saat ini Pondok Pesantren Nurul Huda telah melakukan budidaya lele bioflock pada 5 kolam. Satu kolam berisi ikan lele ukuran 15 ekor/kg dengan waktu pemeliharaan 30 hari, dan 4 kolam lainnya berisi 30 ekor/kg dengan waktu pemeliharaan 20 hari. Untuk menopang kebutuhan pakan dan efisiensi biaya produksi, Pondok Pesantren Nurul Huda mengadakan pembuatan pakan sendiri dalam bentuk pellet sehingga biaya operasional dapat dikurangi.
Teknologi lain yang diberikan kepada Pondok Pesantren Nurul Huda adalah diversifikasi produk olahan ikan lele dalam bentuk bakso, nugget, dan siomay. Mengawali kegiatan tersebut, Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan melaksanakan alih teknologi dalam bentuk Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan Lele menjadi bakso, nugget, dan siomay. Dalam kesempatan ini hadir Kepala Badan Pengembagan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) dan Direktur Akademi Perikanan Sidoarjo (APS). Demonstrasi cara diawali dengan arahan Kepala BPSDMKP yang didampingi Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Cijeruk, Direktur APS dan Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan. Taruna Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan menjadi fasilitator dan membuat produk olahan bersama-sama dengan wanita pengolah Pondok Pesantren Nurul Huda.[M.Patekkai]
0 komentar

Sekolah Tinggi Perikanan, Finalisasi Pasca Sarjana Minat Penyuluhan Perikanan

Jakarta, 2 Oktober 2013 | Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dinamis, Jurusan Penyuluhan Perikanan STP mencoba menghadirkan pendidikan Strata 2 (S2) minat Penyuluhan Perikanan. Menuju ke arah tersebut, pada 2 Oktober 2013 dilaksanakan pertemuan di Sekolah Tinggi Perikanan antara beberapa Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan dengan Ketua Sekolah Tinggi Perikanan, serta Pembantu Ketua II Dalam kesempatan tersebut, Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Dra. Ani Leilani, M.Si menyampaikan beberapa rumusan pelaksanan pendidikan S2 minat Penyuluhan Perikanan.
Menanggapi rumusan yang telah disampaikan, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan Dr. Djodjo Soewardjo menyampaikan perlu adanya masukan dari stake holder terkait untuk memperkaya kurikulum minat penyuluhan. Keterlibatan Bakorluh, Pusat Penyuluhan KP, penyuluh, Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan magister penyuluhan seperti IPB dan UNS juga perlu dilibatkan.
Mengakhiri pertemuan tersebut Ketua Sekolah Tinggi Perikanan mengharapkan lulusan minat Penyuluhan Perikanan juga mempunyai kompetensi sebagai Penyuluh Perikanan level advisor. [M.Patekkai]
0 komentar

Lebih Dekat dengan Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan (RAPIKAN) Cikaret


Bogor (27/September/13). PENDIRIAN RADIO Peningkatan kesejahteraan dan kapasitas masyarakat pelaku utama perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan) merupakan salah satu tujuan utama dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Undang-undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan, yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004, mengamanatkan bahwa upaya pengelolaan perikanan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil. Pemberdayaaan nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil ini diantaranya dapat dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran ikan.

Untuk mengembangkan dan memberdayakan usahanya, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan memerlukan sarana komunikasi yang dapat diakses setiap saat. Melalui sarana komunikasi ini, mereka dapat memperbaharui informasi dan berkonsultasi secara lebih mudah untuk memecahkan permasalahan usahanya. Atas dasar itulah Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, dan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan mulai merencanakan rintisan sarana komunikasi penyuluhan perikanan dalam bentuk stasiun radio penyuluhan.

Pembangunan stasiun radio penyuluhan direncanakan dan disusun konsepnya mulai Tahun 2010. Melalui anggaran Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, stasiun radio ini mulai dibangun pada Tahun Anggaran 2011 yang ditempatkan di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor sebagai bagian dari Laboratorium Multimedia Penyuluhan. Stasiun radio ini dicanangkan sebagai pusat informasi penyuluhan perikanan, sarana komunikasi dengan masyarakat perikanan, wadah pembelajaran dalam melaksanakan penyuluhan dan mengelola media komunikasi/infomasi penyuluhan perikanan, dan unit produksi bahan informasi audio penyuluhan perikanan.

Tahap awal yang dilaksanakan oleh Jurusan dalam pengelolaan stasiun radio adalah dengan membentuk Lembaga Penyiaran Komunitas berupa “Radio Komunitas Penyuluhan Perikanan”. Manajemen lembaga ini berada langsung di bawah Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan sebagai Pembina, Jurusan Penyuluhan Perikanan sebagai penanggung jawab, dan dosen/staf pengajar, taruna serta fungsional penyuluh perikanan pusat sebagai pengelola siaran. Sampai akhirnya, atas saran dari berbagai pihak dan untuk mendukung kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan maka stasiun radio diberi nama “Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan”.

Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan atau lebih dikenal dengan RAPIKAN secara resmi berdiri pada Tanggal 6 Februari 2012. RAPIKAN diresmikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sharif Cicip Sutardjo, bertepatan dengan kegiatan Apel Siaga Nasional Penyuluh Perikanan Pendamping Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Tahun 2012 di Jakarta secara live streaming. Dalam peresmiannya, Menteri Kelautan dan Perikanan memberikan sapaan kepada mitra mina bahari, mitra pendengar siaran RAPIKAN, dan menyatakan Siaran Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan mengudara secara resmi di 107,6 FM dan dapat disaksikan melalui live streaming.

ALAMAT RAPIKAN

§ Kantor : Kampus Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan Jl. Cikaret No. 2 Bogor, Telp. (0251) 8389601, Fax. (0251) 8485169
§ Email : rpm.cikaret@gmail.com
§ Live streaming : http://www.ustream.tv/channel/penyuluhan
§ Facebook : http://www.facebook.com/rapikan.cikaret
§ Twiter : @RadioPenyuluhan
§ Skype : rapikan.cikaret
§ Youtube : http://youtube.com/rapikan.cikaret


VISI, MISI, DAN PROGRAMA RAPIKAN
Visi
“Menjadikan Radio Penyuluhan yang professional untuk mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan”
Misi
Pusat informasi dan peningkatan kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan di bidang :
- Penyiaran informasi penyuluhan kelautan dan perikanan.
- Peningkatan kapasitas dan kompetensi media penyuluhan kelautan dan perikanan.
- Production house/produksi paket bahan penyiaran substansi kelautan dan perikanan.
- Media informasi, komunikasi dan konsultasi pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.

POLA ACARA
Hingga saat ini, Waktu On Air RAPIKAN adalah 7 jam Sehari. Pola acara harian rapikan menyajikan beberapa segmentasi acara yang meliputi Berita, Penyuluhan, Pendidikan, Konsultasi, Hiburan, dan Informasi. Siaran pagi hari dimulai pada Pukul 08.00 – 11.00 WIB. Rangkaian acara di pagi hari terdiri dari Warta Pagi, Gema IPTEK, KUBIK (Konsultasi Bidang Kelautan dan Perikanan), Pagi Mina Ceria, Ruang Penyuluhan Perikanan. Sedangkan untuk Siaran Sore dimulai pada puku 17.00 – 21.00 WIB. Rangkaian acara sore terdiri dari Warta Senja, Pengantar Senja, Pojok Suluh Mina Bahari, Lentera Ilmu, Forum Konsultasi Perikanan, Request Antar Mitra

Berbagai acara out broadcast sudah dilaksanakan rapikan mulai dari teleconference menteri kelautan dan perikanan dengan pelaku utama/pelaku usaha perikanan, program KKP Menyapa Kelompok Pelaku Utama yang menfasilitasi dialog interaktif antara pejabat eselon 1 (satu) dan eselon 2 (dua) lingkup kementerian kelautan dan perikanan, liputan khusus berbagai agenda KKP seperti Gerakan Nasional Masyarakat Minapolitan yang saat ini lebih dikenal dengan nama Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Kelautan dan Perikanan, Pameran-pameran, dan berbagai acara lainnya.

CREW/PELAKSANA RAPIKAN 2013
Crew RAPIKAN saat ini masih sepenuhnya berasal dari Jurusan Penyuluhan Perikanan, yang terdiri atas dosen/staf pengajar, penyuluh perikanan pusat, pegawai, dan taruna/i. Dalam pengelolaannya ke depan, dimungkinkan untuk melibatkan juga staf dari Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta dan Pusat Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, untuk bertindak sebagai produser ataupun penyiar. Susunan crew RAPIKAN adalah sebagai berikut:

Penanggung Jawab RAPIKAN         : Dra. Ani Leilani, M.Si.
Kepala RAPIKAN/Pengarah Acara  : Dr. Ir. Lenny Stansye Syafei, MS.

Produser

Bidang Penyuluhan : Ganjar Wiryati, S.ST.,M.Si.
Bidang Pendidikan : Tatty Yuniarti, ST.,M.Si.
Bidang Konsultasi : Dra. Sobariah, MM
Bidang Hiburan/Berita/Informasi : Suratman, SP., M.Si.

Operator
Penanggung jawab multimedia : Deddy Mukhlis, S.ST.
Teknisi umum : Asep Saefudin
Teknisi radio : Alvi Nur Yudistira, S.Pi. & Muh. Patekkai, S.St.Pi.

Penyiar
Penyiar Pagi
1) Dra. Sobariah, M.M
2) Ganjar Wiryati, S.ST, M.Si
3) Nayu Nurmalia, S.Pd, M.Si
4) Tatty Yuniarti, ST, M.Si
5. Yenni Nuraini, S.Pi, M.Sc

Penyiar Sore
1) Suratman, SP, M.Si
2) Muh. Patekkai, S.ST. Pi
3) Andi Ajat K, S.ST.Pi
4) Iir Gunari, S.ST.Pi
5) Andri Wahyudi, S.ST.Pi

Tim Pendukung
1) Robi Hamsun, S.ST.Pi
2) Dedi Sutisna, S.ST.Pi
3) David Hizkia Runtuboy
PENUTUP
Sarana komunikasi dan informasi sangat diperlukan oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dalam mengembangkan dan memberdayakan usahanya. Melalui sarana komunikasi ini, pelaku utama dan pelaku usaha dapat memperbaharui informasi dan berkonsultasi secara lebih mudah dalam memecahkan permasalahan usahanya. Hadirnya Radio Penyuluhan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan (RAPIKAN) dapat menjadi jembatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Diharapkan dengan keterlibatan dari semua pihak, RAPIKAN ke depan dapat menjadi pusat informasi penyuluhan kelautan dan perikanan, sarana komunikasi dengan masyarakat kelautan dan perikanan, wadah pembelajaran dalam melaksanakan penyuluhan dan mengelola media komunikasi/infomasi penyuluhan perikanan, serta menjadi ikon dalam menyukseskan program Kementerian Kelautan dan Perikanan. [M.Patekkai]


0 komentar

MENGENAL PEMANFAATAN PLIK DI STP JURLUHKAN BOGOR

Bogor (24/September/13). Implementasi realisasi kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) antara lain adanya pengadaan sarana PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) dan media Centre dari Kemenkominfo kepada UPT lingkup KKP dan daerah (Dinas KP Kab/kota). Tercatat 30 PLIK dan 2 media centre sudah diterima UPT Pusat dan daerah. Salah satu PLIK yang telah diterima dan mulai dimanfaatkan yaitu di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor yang pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh penyuluh perikanan pusat dan staf LPPM

Pusat sarana dan prasarana penyediaan layanan jasa akses internet di ibu kota kecamatan yang dibiayai melalui dana kontribusi kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi. PLIK terdiri atas 2 jenis yaitu bersifat tetap/tidak bergerak dan bersifat bergerak (Mobile). Hingga saat ini STP Jurusan Penyuluhan Perikanan diberikan amanat dari Kemeneterian Komunikasi dan Informatika yang tercantum dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 19/PER/M.KOMINFO/12/2010 untuk melakukan pengelolaan pada 1 Paket PLIK yang bersifat tidak bergerak/tetap. Berdasarkan Peraturan tersebut, bahwa PLIK sifatnya tetap terdiri atas :
  • 5 (lima) personal computer multimedia beserta Operating System (OS);
  • 1 (satu) server berisikan aplikasi push and store content, billing system dan pencatatan identitas pengguna;
  • modem;
  • printer multifungsi;
  • peripheral jaringan;
  • keamanan jaringan;
  • meubeller untuk komputer;
  • catu daya;
  • backup catu daya;
  • rambu penunjuk lokasi serta rambu papan nama.
Pemanfaatan yang efektif sarana layanan internet tersebut perlu dilakukan agar bermanfaat sesuai dengan peruntukannya. PLIK di STP Jurluhkan berada di dalam lingkungan kampus sehingga yang memanfaatkan PLIK tersebut umumnya taruna/i STP Jurusan Penyuluhan Perikanan dan masyarakat sekitar kampus.

Sesuai dengan amanat Kementerian Komunikasi dan Informatika tujuan penyediaan PLIK setidaknya ada 3 hal sebagai berikut:
  1. Mendukung perluasan layanan akses internet bagi masyarakat luas dan 
  2. Percepatan peningkatan keterjangkauan pemerataan layanan 
  3. Mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk tujuan peningkatan kecerdasan warga dan kesejahteraan.
Mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor :19/PER/M.KOMINFO/12/2010, Pasal 9 Huruf (h) menerangkan bahwa penyedia PLIK memiliki kewajiban untuk mengoperasikan layanan sekurang-kurangnya 8 (delapan) jam sehari, baik untuk PLIK yang bersifat tetap maupun untuk PLIK yang bersifat bergerak sesuai dengan karakteristik wilayah paket yang dimenangkan. Hingga saat ini PLIK yang berada di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan beroperasi lebih dari yang ditetapkan yaitu selama 13 Jam dimulai dari pukul 08.00 – 21.00 WIB.

Secara khusus, operasional PLIK di STP Jurluhkan Bogor dimanfaatkan untuk membeirkan pelayanan publik dalam bidang teknologi informasi, antara lain :
  1. Pelayanan Akses internet bagi, taruna/i dan masyarakat sekitar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan akses internet bagi para taruna/i khususnya yang belum memiliki Personal Computer/Laptop pribadi.
  2. Pelayanan proses pembelajaran akses internet bagi Kelompok-kelompok pelaku utama perikanan yang menjadi binaan UPPM STP Jurusan Penyuluhan Perikanan yang berada di sekitar kampus. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemerataan dan percepatan akses informasi bagi pelaku-pelaku utama dan usaha bidang perikanan yang berada di sekitar kampus STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Operasional PLIK perlu terus dilakukan secara optimal agar memberikan kontribusi dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat khususnya sekitar PLIK. (m.patekkai)

Artikel ini juga dimuat di website resmi Pusat Penyuluhan KP, link sebagai berikut: 
http://pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip/c/334/?category_id=1
0 komentar

Restocking Ikan, untuk Kelestarian Perairan

Bogor [24September13]. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh staff pengajar pada bulan Agustus tahun 2013, salah satunya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Lingkungan Perairan Umum. Kegiatan tersebut dikemas dengan mengadakan Restocking Ikan Nila Hitam, merupakan kegiatan pengabdian sebagai bentuk kepedulian Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam upaya pelestarian ikan nila sebagai salah satu jenis ikankonsumsi yang memiliki keanekaragaman hayati di perairan umum. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut :
  1. Akan terjaga ketersediaan ikan nila
  2. Keberadaan benih-benih ikan nila ini diharapkan dapat lebih menghidupkan situ-situ yang ada di kabupaten Bogor dan sekitarnya
  3. Menjaga keseimbangan alam dimana situ merupakan sebuah ekosistem perairan yang saat ini jumlahnya cenderung menyusut, akibat punahnya situ-situ di kawasan Bogor dan sekitarnya, secara alamiah maupun pengrusakan dari akibat eksploitasi manusia yang berlebihan
  4. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar situ
Kegiatan  restocking dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013, berlokasi di dua Situ, yaitu Situ Bantenan Kelurahan Tengah dan Situ Cibuntu Kelurahan Cibinong , Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang dihadiri oleh Bapak Camat, Sekretaris Camat, Kepala BP3K kecamatan Cibinong, Lurah kelurahan Tengah, Lurah kelurahan Cibinong, Kelompok Pembudidaya Ikan “Mina Mandiri” dan Kelompok Paguyuban Situ Cibuntu, masyarakat Situ, Dosen/Pegawai dan Taruna STP Jurluhkan.
Pada kesempatan ini, harapan Bapak Camat kecamatan Cibinong, agar kegiatan pelestarian lingkungan Situ yang dilakukan pada hari ini dapat berkesinambungan dari pihak Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan, serta tidak hanya di Situ Bantenan dan Situ Cibuntu saja, karena di kecamatan Cibinong merupakan kecamatan yang memiliki Perairan Situ terbanyak di kabupaten Bogor. Juga, kepada masyarakat Situ agar dapat saling menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan Situ-Situ tersebut, sebagai bahan warisan untuk anak-cucu di masa yang akan datang. [M.Patekkai]
0 komentar

Pelestarian Sumberdaya Perairan, STP Jurluhkan Bogor Tebar 10Ribu Ikan Nila di SItu Gede

Bogor [23September2013]. Pengabdian merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan (STP Jurluhkan) Bogor merupakan salah satu institusi pendidikan yang menjalankan fungsi tersebut. Pengabdian Masyarakat  yang dilakukan oleh staff pengajar STP Jurluhkan Bogor pada bulan September 2013, salah satunya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Lingkungan Perairan Umum yaitu dengan mengadakan Restocking Ikan Nila yang merupakan kegiatan pengabdian sebagai bentuk kepedulian Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam upaya pelestarian ikan nila sebagai salah satu jenis ikan konsumsi yang memiliki keanekaragaman hayati di perairan umum. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut :
  1. Akan terjaga ketersediaan ikan nila
  2. Keberadaan benih-benih ikan nila ini diharapkan dapat lebih menghidupkan situ-situ yang ada di kabupaten Bogor dan sekitarnya
  3. Menjaga keseimbangan alam dimana situ merupakan sebuah ekosistem perairan yang saat ini jumlahnya cenderung menyusut, akibat punahnya situ-situ di kawasan Bogor dan sekitarnya, secara alamiah maupun pengrusakan dari akibat eksploitasi manusia yang berlebihan
  4. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar situ
Kegiatan  restocking yang dilakukan pada tanggal 20 September  2013, berlokasi di Situ Gede Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yang dihadiri oleh Lurah Kelurahan Situgede beserta stafnya, perwakilan dari Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) perikanan Kelurahan Situgede, Dosen/Pegawai dan Taruna STP Jurluhkan, serta hadir juga Dekan Fakultas Perikanan USNI Jakarta.
Kegiatan restocking ikan di Situ Gede ini merupakan kegiatan dari STP Jurluhkan yang ke-3 kalinya.Pada kesempatan ini, harapan Bapak Lurah Kelurahan Situgede, agar kegiatan pelestarian lingkungan Situ yang dilakukan pada hari ini dapat berkesinambungan dari pihak Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan, serta tidak hanya di Situ Gede saja, karena di wilayah Bogor baik Kota maupun Kabupaten memang memiliki Perairan Situ yang lumayan banyak. Lurah Situgede juga menyampaikan, pihaknya beserta masyarakat Situgede siap menjaga den melestarikan perairan Situ, salah satunya dengan cara melarang penangkapan ikan secara liar di wilayah Situ Gede. Pengambilan ikan hanya diperbolehkan pada saat “Ubek Situ” yang dilakukan setahun sekali setiap bulan Juni. Hal itu dilakukan agar dapat saling menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan Situ Gede, sebagai bahan warisan untuk anak-cucu di masa yang akan datang. [M.Patekkai]
0 komentar

Restocking Ikan Nila Hitam di Situ Cibuntu dan Situ Bantenan

Bogor [30Agustus13]. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh staff pengajar pada bulan Agustus tahun 2013, salah satunya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Lingkungan Perairan Umum yaitu dengan mengadakan Restocking Ikan Nila Hitam yang merupakan kegiatan pengabdian sebagai bentuk kepedulian Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam upaya pelestarian ikan nila sebagai salah satu jenis ikan konsumsi yang memiliki keanekaragaman hayati di perairan umum. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut :
  1. Akan terjaga ketersediaan ikan nila
  2. Keberadaan benih-benih ikan nila ini diharapkan dapat lebih menghidupkan situ-situ yang ada di kabupaten Bogor dan sekitarnya
  3. Menjaga keseimbangan alam dimana situ merupakan sebuah ekosistem perairan yang saat ini jumlahnya cenderung menyusut, akibat punahnya situ-situ di kawasan Bogor dan sekitarnya, secara alamiah maupun pengrusakan dari akibat eksploitasi manusia yang berlebihan
  4. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar situ
Kegiatan  restocking yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2013, berlokasi di dua Situ, yaitu Situ Bantenan Kelurahan Tengah dan Situ Cibuntu Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang dihadiri oleh Camat, Sekretaris Camat, Kepala BP3K kecamatan Cibinong, Lurah kelurahan Tengah, Lurah kelurahan Cibinong, Kelompok Pembudidaya Ikan “Mina Mandiri” dan Kelompok Paguyuban Situ Cibuntu, masyarakat Situ, Dosen/Pegawai dan Taruna STP Jurluhkan.
Pada kesempatan ini, Camat Cibinong berharap kegiatan pelestarian lingkungan Situ yang dilakukan pada hari ini dapat berkesinambungan dari pihak Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan, serta tidak hanya di Situ Bantenan dan Situ Cibuntu saja, karena di Kecamatan Cibinong merupakan kecamatan yang memiliki perairan situ terbanyak di Kabupaten Bogor. Juga, kepada masyarakat Situ agar dapat saling menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan Situ-Situ tersebut, sebagai bahan warisan untuk anak-cucu di masa yang akan datang. [M.Patekkai]
0 komentar

Selamat Menyambut Idul Fitri - 1 Syawal 1434 H


0 komentar

Mengenalkan Perikanan kepada Anak Sejak Dini

Bogor (6/Mei/13). Generasi muda adalah generasi penerus pembangunan negeri. Di tangan-tangan merekalah tongkat estafet perjuangan negeri ini berada dan generasi mudalah yang menjadi penentu kemana arah negeri ini akan dibawa. Generasi muda adalah para tunas-tunas harapan bangsa baik itu dari kalangan remaja SMP dan SMA, terlebih lagi para generasi awal dari siswa-siswi SD yang juga merupakan tunas muda milik bangsa yang akan menjadi pemegang tongkat estafet pembangunan negeri. Dari hal tersebut, beberapa kegiatan dilakukan untuk membina dan mempersiapkan generasi muda untuk masa depan bangsa. Aspek perikanan misalnya, sumberdaya manusia pada kalangan generasi muda khususnya siswa-siswi SD sudah dilakukan dalam mengenalkan kepada mereka tentang perikanan. Bukan hanya sebatas mengenalkan perikanan, harapan yang lebih besar adalah agar rasa cinta terhadap perikanan tertanam dalam diri-diri mereka, dan diharapkan juga nantinya generasi muda bisa menjadi pelaku utama dan pelaku usaha di dunia perikanan.

Instansi pemerintah yang salah satunya melakukan kegiatan pembinaan terhadap siswa-siswi SD adalah Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan yang berlokasi di Cikaret - Bogor Selatan Kota Bogor. Dalam melaksanakan program pembinaan tersebut, Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan memiliki Sub Unit yang menanganinya khusus yaitu Sub Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat sebagai unit yang berperan dalam melaksanakan dua dari tiga tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Program yang dijalankan adalah salah satu upaya mengenalkan dan menanamkan rasa cinta generasi muda terhadap perikanan yang pada intinya memiliki 4 tujuan utama yaitu; 1) meningkatkan kemampuan dosen dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, penyuluhan perikanan, dan teknologi terapan yang adaptif, inovatif dan aplikatif, 2) memberdayakan pelaku usaha perikanan dan meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan keterampilan usaha perikanan yang efisien, kompetitif dan menguntungkan, 3) meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan/nelayan, pembudidaya Rumput Laut dan pengolah Ikan, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi usaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan keluarganya, 4) meningkatkan peranan jaringan kerja sumberdaya perikanan melalui kemitraan antara Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan dengan pelaku usaha dan atau instansi terkait.

Program “Alih Teknologi Kepada Generasi Muda” merupakan salah satu program Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) yang dilaksanakan instansi tersebut sebagai upaya mengenalkan teknologi perikanan kepada siswa-siswi SD. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memasyarakatkan generasi muda untuk lebh mencintai dan termotivasi dengan dunia perikanan, dan mau menambah tingkat konsumsi ikan. Program Alih Teknologi sebagai bentuk kemitraan dan upaya transfer atau alih teknologi kepada generasi muda melalui pengenalan dasar-dasar perikanan. Ada 2 kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai upaya awal alih teknologi kepada generasi muda yaitu “Pembuatan Akuarium” dan “Pemeliharaan Ikan di dalam Akuarium”.

Pengenalan akuarium dan cara pembuatannya dilakukan dengan dengan demonstrasi cara dimana pelaksanaanya dengan mempraktekkan tata cara pembuatan akuarium yang meliputi; pengenalan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat akuarium, cara pembuatan serta cara menghias akuarium. Rangkaian kegiatan untuk mengenalkan cara pembuatan akuarium dimulai dengan mengenalkan peralatan dan menunjukkan peralatan asli satu persatu kepada siswa-siswi SD sehingga diharapkan para siswa mampu mengenal peralatan-peralatan tersebut. Setelah pengenalan peralatan dilanjutkan dengan membuat akuarium yang didemonstrasikan oleh instruktur dari Jurusan Penyuluhan Perikanan sekolah Tinggi Perikanan. Setelah kegiatan pembuatan akuarium dilanjutkan dengan merangkai peralatan aerasi dengan memasang filterisasi pada dasar akuarium dan pemasangan pompa pada bagian sudut atas bagian belakang akuarium dan pengisian air pada akuarium. Setelah rangkaian tersebut selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan menebar ikan pada akuarium oleh siswa-siswi SD secara bergiliran.

Kegiatan alih teknologi kepada generasi muda, sudah dilaksanakan di 2 (dua) Sekolah Dasar di sekitar Kampus Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan sebagai langkah awal pelaksanaan program tersebut yaitu di Sekolah Dasar Negeri Polisi 1 Kota Bogor yang dihadiri oleh 156 orang siswa-siswi kelas 6 dan Sekolah Dasar Negeri Kota Batu 2 Kota Bogor yang dihadiri oleh 51 orang siswa-siswi. Dalam rangka memperkuat pemahaman, para peserta diberikan pedoman pembuatan akuarium dan pemeliharaan ikan berupa folder. Kegiatan alih teknologi tersebut tidak hanya berhenti dengan demonstrasi tentang cara pembuatan akuarium dan pemeliharaan ikan, namun tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah dibentuknya kelompok-kelompok siswa-siswi peminat perikanan sehingga mepermudah dalam pembinaan kepada para siswa-siswi agar dapat mendukung tujuan dari kegiatan tersebut yaitu mengenal dan mencintai perikanan serta tertarik untuk terjun ke dunia perikanan dan harapannya kelompok-kelompok tersebut mampu menjadi promotor dilingkungan masing-masing baik di sekolah maupun berkelurga dan bermasayarakt sehingga gaung perikanan semakin membahana hingga pelosok nusantara.

Sebagai sebuah program yang mengarah pada pembinaan sumberdaya manusia perikanan, generasi muda merupakan target kegiatan yang sangat baik dan tepat sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan perikanan indonesia ke depan. Generasi muda akan memilih untuk bergerak di dunia perikanan ketika sejak dini ditanamkan kecintaan terhadap perikanan sehingga keberlanjutan perikanan akan sangat menjanjikan tanpa harus terputus karena tidak adanya generasi perikanan sebagai pemegang masa depan perikanan. [m.patekkai]

Kondisi Perikanan Saat Ini adalah Gambaran Generasi Muda Kemarin, Generasi Muda saat ini adalah Gambaran Perikanan di Masa Depan.
0 komentar

Ekonomi Biru untuk Pembangunan Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan

Bogor (18/April/13). Kuliah Umum yang mengangkat Tema “Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manuasia dengan Penerapan blue Economy Menuju Pembangunan Kelauatan dan Perikanan Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka mensosialisasikan konsep penerapan Blue Economy kepada civitas akademika STP Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam hal ini pegawai dan taruna Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Terlebih lagi bagi Taruna Semester 6 (enam) yang akan melaksanakan kegiatan Praktek Teaching Factory penyusunan programa Penyuluhan Perikanan berbasisi Blue Economy. Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan kuliah umum tersebut taruna mampu dan bisa melaksanakan kegiatan praktek teaching factory dilapangan yang memadukan dan memasukkan beberapa konsep-konsep dasar blue economy pada programa yang disusun. Pada kesempatan tersebut, Dr. Sunoto, M.ES (penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan) menyampaikan pada kegiatan tersebut bahwa Penerapan Blue Economy di indonesia sangat tepat dikarenakan dilihat dari potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Oleh karenanya, perlu dikelola dengan baik yang secara ekonomi dan lingkungan bisa seimbang sehingga konsep blue economy merupakan konsep yang sangat tepat karena memadukan konsep keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya manusia secara ekonomi dan pelestarian lingkungan. Ada 3 unsur utama dalam penerapan blue economy: 1) efisiensi sumberdya alam, 2) tanpa limbah (sistem produksi bersih, limbah menjadi bahan baku untuk produk turunan lainnya), 3) kepedulian sosial. Dengan ketiga prinsip tersebut diharapkan blue economy menjadi salah satu upaya untuk mendorong keseimbangan pengelolaan ekonomi dan lingkungan di sektor Kelauatan dan Perikanan. Faktor kunci adalah Inovasi dan Kreativitas. Kedua hal tersebut diperlukan untuk menerapakan beberapa teknologi yang memenuhi persyaratan blue economy. Oleh karena itu kualitas SDM sangat penting, peranan instruktur, penyuluh, dosen, mahasiswa dalam rangka meningkatan kualitas SDM yang bisa memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana, seimbang antara kepentingan ekonomi dan lingkungan mempunyai peranan yang sangat strategis. Oleh karenanya diharapkan penerapan blue economy membawa manfaat yang lebih banyak dan lingkungan bisa tetap lestari. [m.patekkai]
0 komentar

Seminar Perubahan Iklim dalam rangka perayaan tahunan Hari Bumi ke-43 dengan tema “The Face of Climate Change”,


Jakarta, (15-April-2013) Sebuah Seminar Perubahan Iklim dalam rangka perayaan tahunan Hari Bumi ke-43 dengan tema “The Face of Climate Change” diselenggarakan di Kapal latih Madidihang 3 milik Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara. Pada kegiatan tersebut hadir sebagai narasumber Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan dan Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka perayaan tahunan Hari Bumi ke-43 tanggal 22 April 2013. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan peran satuan pendidikan lingkup KKP dalam proses mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kelautan dan perikanan. Adapun sasarannya adalah terwujudnya SDM kelautan dan perikanan kompeten dalam mengadaptasi perubahan iklim.

Kepala BPSDM KP, Suseno Sukoyono, dalam sambutannya, mengajak untuk selalu mempertimbangkan berbagai isu internasional dalam menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, yang salah satunya adalah isu tentang perubahan iklim. "Perubahan iklim tersebut, sadar atau tidak, cepat atau lambat akan mempengaruhi sumberdaya alam kelautan dan perikanan. Beberapa contoh dari peristiwa perubahan iklim yang sehari-hari mulai dirasakan adalah sea level rise, ocean acidification, desertification, land and forest degradation, increasing temperatures, glacial retreat, biodiversity loss and salinization. Kepala Pusat Pendidikan KP, Dr. I Nyoman Suyasa, menyampaikan paparan 'Peran Pusdik KP dalam Adaptasi Perubahan Iklim'. Beliau menyampaikan bahwa Dalam implemetasinya, diperlukan dukungan SDM yang memadai. Oleh karena itu, lembaga pendidikan lingkup KKP dalam proses adaptasi perubahan iklim untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kelautan dan perikanan memiliki peran yang sangat strategis. Beberapa Lembaga pendidikan yang selayaknya berperan dalam hal tersebut antara lain terdiri dari STP di tiga lokasi (Jakarta, Bogor, dan Serang), Akademi Perikanan (AP) Sidoarjo, AP Bitung, AP Sorong, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, SUPM Pariaman, SUPM Kota Agung, SUPM Tegal, SUPM Pontianak, SUPM Bone, SUPM Ambon, SUPM Kupang, dan SUPM Sorong. Saat ini tengah dibangun pula kampus teaching factory STP di Karawang dan School fo Marine Conservation di Wakatobi (m.patekkai)
0 komentar

Alumni Sekolah Perikanan Bogor Gelar Seminar Nasional dalam Rangka Mewujudkan Sinergitas Penyebaran Teknologi

Bogor (04-April-13). Sesuai dengan tema seminar, sinergitas penyebaran teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung implementasi dari program pemerintah. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Ir. Djojo Suwardjo. S, MM, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan, diperlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, sinergi di internal eselon I KKP, sinergi antar pengusaha dengan pemerintah, dan lembaga pendidikan dengan alumni. Alumni merupakan aset STP yang memiliki pengalaman dilapangan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Dr. Suseno Sukoyono mengungkapkan “Pendidikan bagi para penyuluh perikanan diharapkan mengalami perubahan paradigma menjadi pusat unggulan SDM, sarana prasarana serta kurikulum. Sehingga sektor kelautan dan perikanan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, perlu adanya reformasi dan penyesuaian kurikulum pendidikan STP Jurluhkan, menghasilkan penyuluh ahli budidaya, penangkapan, pengolahan, konservasi, dan garam Muh Husen (Analisis Strategi Perikanan Budidaya) menyampaikan bahwa untuk menjadi negeri yang maju, setiap sektor pembangunan mesti bahu-membahu mengatasi persoalan yang membelitnya. Kemudian secara simultan memberdayakan seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan kemajuan tersebut secara berkelanjutan.
Ir. Saut Parulian Hutagalung, M.Sc (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan) sebagai pemateri seminar kedua menjelaskan bahwa Jaminan Pasar Hasil Produksi Perikanan dalam Mendukung Industrialisasi Perikanan perlu memperhatikan permintaan pasar dan syarat aturan produk. Ketersediaan produk perikanan untuk mendukung ketahanan pangan (Food security); Persyaratan mutu dan keamanan pangan oleh negara importir semakin ketat (Food Safety); Ketertelusuran (Traceability); Pelestarian lingkungan sumberdaya perikanan untuk keberlangsungan usaha budidaya (Sustainability); dan Persaingan harga, adalah isue global terhadap produk perikanan budidaya.

Demikian, isi dari sebahagian materi seminar yang disampaikan oleh Ir. M Abduh Nurhidayat, M.Si. (Direktur Produksi Ditjen Perikanan Budidaya). Ir. Alifsyah Bambang Sutejo, M.Si (Direktur Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan) yang dalam hal ini mewakili Direktur Jenderal Perikanan Tangkap menyampaikan beberpa faktor pendorong dalam proses pembangunan seperti; Sumber Daya Alam, Sumber daya Manusia, Modal, Regulasi dan Teknologi merupakan kunci sukses pembangunan yang yang berdampak pada tingkat kesejahteraan rakyat serta kelestarian alam dan lingkungan. [M.Patekkai)

Berikut Foto Rangkaian Kegiatan Seminar Nasional
 Penampilan Tari Tradisional Aceh oleh Taruni STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor


Pembukaan Seminar Nasional oleh MC

 Arahan Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP

 
 Pemaparan Materi dari Direktorat Jenderal P2HP, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, dan Perwakilan Alumni Sekolah Perikanan Bogor


Suasana Antusisasme Audience pada Seminar Nasional
0 komentar

BUKU BARU: ASMARANDANA KAMPUS PENYULUHAN


DAPATKAN SEGERA BUKU PERDANA KARYA DR. ANDIN H. TARYOTO.
JUDUL : ASMARANDANA KAMPUS PENYULUHAN
PENULIS : DR. ANDIN H. TARYOTO
TEBAL : 230 HALAMAN
HARGA : Rp. 50.000,- (belum termasuk ongkos kirim)
PEMESANAN HUBUNGI : 081385319134 / 085710890713
[Bogor, 6Maret2013]
0 komentar

KKP–TNC SEPAKAT KELOLA KONSERVASI LAUT

 KKP–TNC SEPAKAT KELOLA KONSERVASI LAUT

No. B.14/PDSI/HM.310/II/2013
SIARAN PERS

[18Feb13]. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap berkomitmen untuk mengembangkan kawasan konservasi seluas 20 juta hektar pada tahun 2020. Untuk merealisasikan target tersebut KKP telah melaksanakan berbagai program  dan kerjasama dengan berbagai pihak. Diantaranya, KKP dengan The Nature Conservancy (TNC) telah sepakat untuk mengelola  kawasan konservasi laut di Indonesia. Kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk Memorandum Saling Pengertian (MSP) ini, secara resmi ditandatangani kedua belah pihak, tanggal 14 Februari di Jakarta.  KKP dalam MSP ini diwakili oleh Sekjen Gellwynn Jusuf, sementara dari pihak TNC diwakilkan Rizal Algamar, selaku Country Director.

Gellwynn menjelaskan, Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara KKP dengan TNC memiliki tujuan untuk menyediakan kerangka hukum bagi Para Pihak dalam meningkatkan kerjasama pengelolaan konservasi perairan laut di Indonesia. “Sedangkan lingkup kerjasama  meliputi pengelolaan konservasi sumberdaya hayati laut, keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, pengelolaan perikanan dan kehutanan yang berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan  pengelolaan konservasi perairan laut dan konservasi daratan yang berkelanjutan,” jelasnya.

Ditegaskan oleh Gellwynn, KKP sangat mengapresiasi dan membuka diri terhadap pihak-pihak yang memiliki tujuan untuk melestarikan keanekaragaman sumberdaya hayati dan ekosistemnya baik yang ada di laut maupun daratan Indonesia. Kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan TNC sudah melalui perjalanan panjang yaitu dimulai sejak tahun 2000 khususnya dibidang perencanaan dan pengembangan kawasan konservasi perairan laut.  Kerjasama tersebut diformalkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) antara Ditjen P3K dan TNC yang berlaku tahun 2003 sampai dengan 2008. “Kerjasama tersebut telah berhasil diimplementasikan melalui beberapa program kerjasama pengembangan konservasi perairan laut di kawasan perairan Indonesia seperti di Kabupaten Berau-Kalimantan Timur, Laut Sawu, Raja Ampat, Wakatobi, Bali dan beberapa daerah lainnya di wilayah Coral Triangle,” jelasnya.

Menurut Gellwynn secara khusus, TNC mempunyai peranan yang sangat besar dalam program Coral Triangle Initiative (CTI). Begitu besar perhatian dan dukungan TNC dalam pelestarian lingkungan hingga membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan di bidang ekonomi dan lingkungan yaitu Valuing Nature Awards for Leadership in the Coral Triangle Initiative dari TNC, World Resources Institute (WRI) dan World Wildlife Fund (WWF) pada kunjungan kerja di New York bulan September 2012 yang lalu. “Tiga lembaga ini menilai Presiden SBY menginspirasi para pemimpin lain di kawasan dalam meluncurkan Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) pada 2007 untuk melindungi sumber daya laut dan pantai, termasuk penyelamatan terumbu karang,” ujarnya.

Gellwynn menjelaskan, kerjasama KKP dan TNC juga akan membahas masalah penyediaan data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan kebijakan dan regulasi di bidang pengelolaan konservasi perairan laut dan konservasi daratan yang berkelanjutan. Kerjasama juga menyangkut pengembangan ilmu pengetahuan, kemitraan, komunikasi dan penyadaran masyarakat serta penyuluhan. Dalam MSP ini KKP lebih banyak pada porsi pemberikan arahan dalam pengelolaan konservasi perairan laut dan  konservasi daratan yang berkelanjutan di Indonesia serta terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh TNC. “KKP juga diharuskan memfasilitasi proses pengurusan perizinan bagi tenaga ahli asing TNC yang disetujui secara tertulis dalam rangka MSP ini, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,” paparnya.

Pendanaan
Gellwynn menjelaskan, dalam MSP disepakati bahwa TNC harus menyediakan dana program konservasi. Termasuk menyediakan peralatan dan fasilitas yang diperlukan bagi pelaksanaan program serta tenaga ahli dalam rangka transfer pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan Indonesia. “Dalam MSP juga disepakati bahwa TNC akan menggunakan upaya terbaik untuk menghasilkan dukungan dana luar negeri  untuk implementasi kegiatan dalam MSP ini dengan sasaran berkisar 6 juta dolar pertahun,” katanya.

Sedangkan lokasi kerjasama, lanjut Gellwynn meliputi 9 propinsi yang mempunyai kawasan konservasi laut. Wilayah yang mendapat giliran program adalah propinsi Papua Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB serta propinsi Bali. Sedsaangkan kawasan konservasi laut yang dibawah pengelolaan KKP diantaranya adalah Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Perairan Raja Ampat, dan Laut Banda serta Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. “Nusa Penida menjadi salah satu pilot project pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang terkandung di dalam paradigma Blue economy,”ujarnya.

Gellwynn menegaskan, pengembangan kawasan perairan yang dilakukan KKP berbasis pada kebijakan ekonomi biru, sehingga mampu mensinergikan ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan kata lain, lingkungan pesisir terjaga dan dikelola secara berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kawasan konservasi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti  penelitian, pelatihan, pendidikan lingkungan, bisnis, pariwisata, pemberdayaan ekonomi masyarakat, maupun pemanfaatan jasa lingkungan lainnya dengan tidak melupakan fungsi konservasi yang sesungguhnya. “Konservasi perairan merupakan sarana untuk mendorong keberlanjutan stok ikan, menjamin ekosistem dan kesehatan lingkungan, mendorong pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara efektif dan berkelanjutan,” tambahnya.


Jakarta, 15 Februari 2013
Kepala Pusat, Data Statistik dan Informasi



Indra Sakti, SE, MM  

Narasumber:

1.  Dr. Gellwynn Jusuf

     Sekretaris Jenderal KKP

2.  Indra Sakti, SE, MM

     Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi


--

Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3519133


Sumber: http://kkp.go.id/index.php/arsip/c/8652/KKP-TNC-SEPAKAT-KELOLA-KONSERVASI-LAUT/?category_id=34
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger