Featured Post Today
print this page
Latest Post

Lestarikan Perairan dengan "Kehati"

Air adalah sumber kehidupan dan penghidupan (Omne Vivum Eks Aquatis), pepatah tersebut memperingatkan kepada kita agar selalu menjaga sumberdaya perairan sebagai upaya menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk kita manusia didalamnya. STP Jurusan penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) sebagai salah satu instansi yang memiliki kegiatan Pengabdian Masyarakat secara rutin menyelenggarakan kegiatan dalam rangka pelestarian sumberdaya perairan, Restocking salah satunya.
Restocking ikan adalah salah satu upaya penambahan stock ikan tangkapan untuk ditebarkan di perairan umum, pada perairan yang dianggap telah mengalami penurunan stock akibat  tingkat pemanfaatan yang berlebihan. Tujuan restocking selain menambah stock ikan agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi, juga bertujuan mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang. Keberadaan ikan pada suatu perairan akan memberikan manfaat baik bagi ekositem pada perairan tersebut maupun bagi manusia sebagai bahan pangan. 
Tepatnya hari Jumat 19 Desember 2014, STP Jurluhkan kembali melaksanakan kegiatan restocking ikan Nila di Situ Kibing yang terletak di Desa Pabuaran Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Dalam kegiatan tersebut, setidaknya dihadiri lebih dari 70 orang yang terdiri dari Ketua UPPM STP Jakarta Mewakili Ketua STP, Ketua Jurusan penyuluhan Perikanan beserta Dosen dan Staff Pengajar STP jurluhkan, Sekretaris Camat Cibinong, Dinas Perikanan dna Peternakan Kabupaten Bogor, Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Kepala Desa Pabuaran, Kepala BP3K Wilayah Cibinong, Kelompok-kelompok Perikanan sekitar, Pemerhati lingkungan dari El-Shinta, serta masyarakat sekitar waduk.
Kegiatan Diawali dengan Sambutan Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor, Dra. Ani Leilani, M.Si.. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa “kegiatan konservasi keanekaragaman hayati (KEHATI)  melalui restocking ikan  ini untuk menyadarkan  masyarakat agar keberadaan ikan yang hidup diperairan tersebut tetap lestari.  Kegiatan konservasi bukan hanya melindungi ikan saja tetapi juga pemanfaatan yang berkelanjutan, artinya ikan yang boleh ditangkap untuk dikonsumsi adalah ikan ukuran konsumsi saja, sedangkan benih-benih dan induk ikan yang tertangkap harus dikembalikan lagi ke perairan tersebut, dengan harapan  memberi kesempatan pada ikan untuk tumbuh dan berkembang”.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan Camat Cibinong yang diwakili oleh Sekretaris Camat, beliau mengajak kepada masyarakat sekitar agar turut serta dalam ememelihara dan menjaga ekosistem perairan yang ada di situ Kibing tersebut. “Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan KEHATI ini sangat diperlukan, oleh karena itu Unit Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat (UPPM) STP JURLUHKAN Bogor berkerja sama dengan masyarakat, serta  pihak terkait melakukan   penyuluhan  untuk menyadarkan  masyarakat  tentang arti pentingnya konservasi sumberdaya ikan”, ungkap Sekertaris Camat Cibinong.
Rangkaian acara selanjutnya adalah penyampaian materi oleh Ketua Laboratorium Ilmu Teknologi Perikanan STP Jurluhkan, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan secara sombolis ikan Nila dari ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan kepada Sekretaris Camat Cibinong. Sleanjutnya para tamu undangan bersama-sama peserta menebar ikan sebanyak 40.000 ekor kedalam waduk. Sebelum acara berakhir, Kelompok Mina Sejahtera Binaan BP3K Cibinong dan STP Jurluhkan bersama taruna mendemosntrasikan cara pengolahan hasil perikanan berbahan baku lele.
Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut. Kepada seluruh pemangku kepentingan agar bersama-sama dalam menjaga dan merawat sumberdaya perairan agar tetap lestari dan menjadi sumberdaya yang berkelanjutan.
0 komentar

Genetika dalam Perspektif Penyuluhan Perikanan

Dewasa ini kegiatan penyuluhan perikanan sangatlah dibutuhkan oleh para pelaku utama perikanan. Kegiatan penyuluhan perikanan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan nasional, terutama penyuluhan budidaya yang saat ini menjadi alternatif selain pengolahan hasil untuk mengimbangi produksi ikan nasional karena menurunnya produksi ikan dari sektor penangkapan.
Sejalan dengan hal  tersebut maka pada hari jumat, 5 desember 2014 bertempat di aula sekolah tinggi perikanan jurusan penyuluhan perikanan mengadakan kuliah umum yang berjudul “Genetika Dalam Perspektif Penyuluhan Perikanan” dengan narasumber yaitu Dr. Wartono Hadit. Kuliah umum tersebut berlangsung selama 2 jam mulai dari pukul 8.00 -  10.00 WIB.
Dalam kuliah umum tersebut disampaikan bahwa seorang penyuluh sebagai sumber informasi dan inovasi bidang perikanan harus dibekali dengan pengetahuan genetika ikan terutama bagi penyuluh perikanan budidaya yang harus memberikan pengetahuan keppada para pembudidaya akan komoditas - komoditas yang unggul dari segi genetik yang memiliki prosfek bagus untuk dibudidayakan tetapi masih tetap harus mengacu pada kerangka tindak yaitu UU No 16 Tahun 2006 sebagai landasan pelaksanaan Kegiatan penyuluhan peerikanan, dan juga UU No. 30 tahun 2004 sebagai acuan perikanan.
Dalam kuliah umum tersebut disampaikan bahwa dalam membudidayakan ikan masyarakat harus menggunakan benih yang unggul yang didapatkan dari Balai Benih Resmi yang telah melalui penelitian sebelumnya sehingga kualitas genetiknya teruji dan kulaitasnya unggul. Benih yang unggul tersebut bisa didapatkan dengan beberapa upaya rekayasa genetika sehingga tenaga penyuluh harus disertai dengan pengetahuan rekayasa genetika supaya dapat menyampaikan dan menerapkannya pada sasaran penyuluhan.
0 komentar

Alih Teknologi Olahan Ikan Nila sebagai Edukasi kepada Pengolah Ikan


 Ikan Nila adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan dan sangat familiar dikalangan masyarakat karena lezat, serta memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan, termasuk membantu mengurangi berat badan, meningkatkan metabolisme tubuh, mempercepat perbaikan dan pertumbuhan seluruh tubuh, membangun tulang yang kuat, mengurangi resiko berbagai penyakit kronis dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kandungan nilai gizi ikan nila yang tidak kalah pentingnya dengan daging hewan darat lainnya.

Dalam rangka pemenuhan konsumsi ikan nila pada masyarakat ikan nila tidak hanya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar namun dalam olahan pun dapat dibuat dalam berbagai diversifikasi seperti bakso, nugget, siomay, otak-otak. Diversifikasi olahan ikan nila bukan hanya dapat menghilangkan rasa bosan masyarakat dalam mengkonsumsi ikan nila juga menambah nilai ekonomis sehingga dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan baik skala rumah tangga ataupun skala industri besar.
Alasan itulah yang mendasari STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadikan ikan nila sebagai bahan baku dalam membuat diversifikasi olahan hasil perikanan. Kegiatan pengolahan ikan nila yang selanjutnya di”transfer” kepada masyarakat dalam bentuk edukasi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh STP Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam rangka pengabdian masyarakat salah satunya adalah dengan Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan nila.
Kegiatan pengabdian masyarakat yaitu Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan nila tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Desember  2014 bertempat Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Nampak hadir sebagai peserta yaitu POKLAHSAR Sakinah yang terdiri dari ibu-ibu yang bergabung dalam kelompok pengolah dan pemasar perikanan.  dengan kedatangan STP Jurusan  Penyuluhan Perikanan disambut baik oleh pimpinan pondok pesantren Nurul huda dan ibu-ibu POKLAHSAR serta mengutarakan kegembiraannya karena Kecamatan Cijeruk sebagai salah satu sasaran kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Kegiatan dilanjutkan dengan Demonstrasi Cara Pengolahan Hasil Perikanan. Staff Pengajar, Penyuluh, dan Taruna STP Jurluhkan menjadi demonstrator dan pembawa materi, hal ini sebagai bentuk kegiatan penyuluhan dan bagi bagi para taruna dimaksudkan sebagai pembelajaran dalam berinteraksi dengan masyarakat. Beberapa materi yang disampaikan adalah Pengolahan Nugget, Pengolahan Bakso, Pengolahan Otak-otak yang semuanya berbahan dasar Ikan nila.
Alasan pemlihan materi Nugget, Pengolahan Bakso, dan Pengolahan Otak-otak karena produk-produk tersebut merupakan produk olahan perikanan yang cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan terobosan baru dalam dunia perikanan. Selain cara pembuatannya yang sederhana dan merupakan olahan ikan yang praktis disiapkan terutama untuk anak-anak dengan berbagai bentuk yang menarik. Selain itu juga dalam pembuatan difersifikasi olahan ikan tidak memakai bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi.
Dalam acara tersebut, para peserta ibu-ibu kelompok POKLAHSAR begitu antusias dalam menyimak materi serta ikut berpartisipasi langsung membantu demonstrator membuat olahan ikan nila baik olahan bakso, nugget, dan otak-otak. Dengan demikian menjadi sebuah indikator bahwa kegiatan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat dan diharapkan bisa menjadi salah satu alternative bagi ibu-ibu POKLAHSAR dalam mengembangkan usahanya serta masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dengan peningkatan nilai tambah melalui diversifikasi produk olahan hasil perikanan.
0 komentar

Peringatan Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Pertama

Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2014, tanggal 21 November merupakan Hari Ikan Nasional. Hari ini menjadi penting karena hampir 2/3 wilayah negeri ini adalah lautan, dan memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Produksi ikan di Indonesia pada tahun 2012 mencapai lebih dari 15 juta ton, sementara produksi sumber protein hewani lainnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi ikan.  Sumber daya perikanan yang besar ini, menjadikan ikan berpeluang tinggi dalam memberikan kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia, khususnya sumber protein hewani.
Hari Ikan Nasional dilakukan dalam konteks upaya peningkatan konsumsi ikan.  Terutama dengan lahirnya Hari Ikan Nasional diharapkan akan ada himbauan dari Presiden RI kepada seluruh masyarakat agar mengkonsumsi ikan lebih banyak sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan dan kecerdasan manusia Indonesia. Hari Ikan Nasional harus mampu menggerakkan sektor bisnis untuk meningkatkan perekonomian lokal dan nasional dan melibatkan seluruh strata sosial.
Memperingati Hari Ikan Nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan beberapa kegiatan untuk memeriahkan peringatan yang pertama. Kegiatan tersebut antara lain : atraksi line dance, makan bakso ikan gratis, hiburan musik, senam jantung sehat, lomba masak serba ikan, lomba gambar dan mewarnai, lomba band tingkat SMU, sosialisasi manfaat makan ikan, jalan sehat dan sepeda santai, bazar produk perikanan, pemecahan rekor MURI, dan pemotongan tumpeng raksasa. Acara tersebut dilaksanakan pada 29-30 November 2014 di Parkir Timur Senayan.
0 komentar

Semarak HARKANAS dengan Catat Rekor MURI dan Seminar Nasional

Tanggal 21 November 2014 pemerintah menetapkan sebagai Hari Ikan Nasional (HARKANAS) ke-1 yang merupakan bentuk kegiatan untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran sektor kelautan dan perikanan bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan ekonomi Indonesia  serta mewujudkan kedaulatan pangan serta menegaskan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) sebagai salah satu penjuru (center of excellence)  pendidikan vokasi kelautan dan perikanan. Dalam rangka menyemarakkan HARKANAS yang jatuh pada besok hari, STP menyelenggarakan beberapa kegiatan pada hari ini, Kamis (20/11) seperti Pemecahan Rekor Dunia dalam MURI “Jumlah Pemelihara Ikan Cupang Hias Terbanyak di Kampus” dan Seminar Nasional Perikanan 2014 dengan Tema “Pengembangan Teknologi Terapan Untuk Meningkatkan Produksi Perikanan”.
Setelah sukses memecahkan Rekor MURI yang pertama yaitu Penyelam Terlama oleh Taruni STP dengan Durasi Menyelam selama 5 Jam. Kali ini taruna Sekolah Tinggi Perikanan kompak memelihara ikan hias jenis cupang dan tercatat sebagai rekor DUNIA dalam MURI dengan pemelihara ikan cupang hias sebanyak 1.967 orang diikuti oleh taruna/i dan civitas akademika STP di empat Kampus, yaitu STP Kampus Jakarta sebanyak 1.235 orang, STP Kampus Serang 271 orang, STP Kampus Bogor 308 orang, dan STP Kampus Karawang 91 orang.
Penyerahan Piagam Pemecahan Rekor Dunia dalam MURI “Jumlah Pemelihara Ikan Cupang Hias Terbanyak di Kampus” diserahkan secara langsung oleh Jaya Suprana sebagai pendiri museum rekor MURI kepada STP. Dalam arahannya, Jaya Suprana menyampaikan bahwa rekor ini tidak hanya tercatatkan di rekor MURI akan tetapi akan tercatat pula dalam Musim Rekor DUNIA, karena menurut beliau belum pernah ada yang mampu memelihara ikan cupang hias sebanyak 1.967 ekor di dunia. Harapannya melalui rekor ini, seluruh dunia akan lebih mengenal bangsa Indonesia sebagai negara kemaritiman yang kaya akan sumberdaya perikanan.
 
Video Pemecahan Rekor MURI dan Seminar Nasional 2014
 
Dalam sambutannya Kepala BPSDMKP, Dr. Suseno Sukoyono sangat mengapresasi pemecahan rekor karena merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM guna meneruskan dan mengembangkan Sektor Kelautan dan Perikanan di Indonesia. Ia menyambut baik kegiatan pemeliharaan ikan hias oleh STP sebagai media pengembangan karakter, di mana tidak hanya kedisiplinan yang diutamakan dalam pengembangan karakter, tetapi kecintaan akan dunia perikanan dan bahari juga yang perlu ditanamkan kepada kader-kader Bangsa Indonesia.
“Pada hari ini STP mencatatkan kegiatan ini kepada MURI, pencatatan ini menunjukkan bahwa konsistensi dan kecintaan civitas akademika STP kepada Sektor Perikanan demikian besar. Dalam wujud kegiatan ini akan dipertahankan sebagai media pembelajaran bagi taruna STP” tutur Dr. Suseno Sukoyono dalam sambutannya dihadapan taruna STP Jakarta.
Selain pemecahan Rekor MURI, STP juga meyelenggarakan acara Seminar Nasional Perikanan 2014 dengan tema “Pengembangan Teknologi Terapan Untuk Meningkatkan Produksi Perikanan” dengan narasumber Prof. S.W. Jack, D.V.M., M.S., Ph.D (ahli Veterinary Pathology, especially wildlife and aquaculture) dari Missisippi State University (MSU) Amerika Serikat yang didampingi oleh Dr. TB. Haeru Rahayu selaku Pembantu Ketua (PUKET) III. Pemaparan materi oleh Prof. S.W. Jack dilakukan langsung dari Amerika Serikat melalui sambungna video jarak jauh atau yang dikenal dengan “Video Conference” yang difasilitasi oleh RAPIKAN. 
Narasumber kedua disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan KKP yang diwakili oleh Dr. Agus Heri Purnomo menjabat sebagi kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Pada acara SEMNASKAN 2014 yang akan diselenggarakan selama 2 hari kedepan, diikuti oleh kurang lebih 258 pemakala dari kalangan akademisi, peneliti dan masyarakat perikanan dari seluruh penjuru Indonesia. Acara juga dimeriahkan dengan Lomba Mewarnai Ikan Cupang Hias Tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar se-Kecamatan Pasar Minggu yang berjumlah 50 peserta.
0 komentar

Lokakarya Guna Memperkuat Sistem Pendidikan Penyuluhan Perikanan

Rangkaian kegiatan lokakarya pendidikan yang diselenggarakan oleh Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) diawali dengan beberapa rangkaian kegiatan sebelum acara inti dalam penyusunan pengembangan akademik di Kota Bandung, Jawa Barat seperti kunjungan ke Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum (BPPPU) Ciherang, Cianjur dan kunjungan ke Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Saung Lele Padalarang Bandung Barat kemudian peserta lokakarya menuju ke hotel.
Tepat pukul 17.00 WIB, Kamis, 30 Oktober 2014 rombongan tiba di Hotel Marbella, Bandung, Jawa Barat. Lokakarya pendidikan ini dibuka langsung oleh Ketua STP yang diikuti oleh 22 orang dosen, Pembantu Ketua I Bidang Akademik STP, ketua jurusan lingkup STP, Kepala Bagian Keuangan STP, Kepala BAPPL STP Serang, kepala unit lingkup Jurusan Penyuluhan Perikanan, staf bagian akademik, dan program studi. Dalam arahan ketua STP, beliau menyampaikan harapan kedepannya agar civitas akademika STP dapat lebih memperbaiki serta mengevaluasi diri sebagai salah satu kunci yang dapat mendukung upaya perbaikan pendidikan di lingkup STP. 
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Prof. Toto Sutarto Gani Utari selaku Dosen Kopertis DPK Pendidikan Biologi, Universitas Pasundan, Jawa Barat. Materi yang disampaikan adalah mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Pengelolaan Kelas. Dalam penyampaian materinya, Prof. Toto memberikan pencerahan terkait dengan pemahaman kepada peserta lokakarya mengenai tahapan-tahapan dalam penyusunan kurikulum berbasis kompeten. Setiap tenaga pendidik diharapkan mampu memahami dan mampu menetapkan tujuan pembelajaran, mampu menimplementasikan dalam proses pembelajaran yang harus diawali dengan pemberian pengetahuan sebagai kunci keberhasilan proses pengajaran. 
Pada hari kedua, beberapa agenda yang telah diselenggarakan adalah Pertama, pembahasan secara paralel mengenai Substansi Praktek Kerja Lapang (PKL) I oleh Ketua Labo Teknologi Perikanan, PKL II oleh Ketua Labo Bisnis Perikanan, dan PKL III oleh Ketua Labo Penyuluhan Perikanan serta penyampaian proses pendidikan oleh Komisi Pendidikan Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Agenda kedua, pembahasan Review Akreditasi Program Studi Penyuluhan Perikanan oleh Sutrisno selaku Koordinator Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN – PT). Materi yang menjadi pokok bahasan pada kesempatan ini, konsultasi borang akreditasi guna penyamaan persepsi sesuai standar yang ditelah ditetapkan oleh BAN-PT dengan masukan dan perbaikan. Rekomenasi bapak Sutrisno, beberapa hal yang terdapat dalam borang harus diuraikan sesuain dengan tri dharma perguruan tinggi. Diakhiri dengan pembahsan evaluasi diri yang harus diseduaikan dengan pedoman terbaru.
Kegiatan terakhir adalah Perumusan Hasil Lokakarya. Hasil rumusan lokakarya yang dicapai adalah diharapkan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam proses belajar mengajar, maka dalam pelaksanaan PKL I,II dan III, diharapkan setiap taruna mengalami dan mengikuti 80% kegiatan PKL.  yang diselenggarakan pada awalnya 18 hari menjadi 30 hari. Untuk mendukung hasil tersebut, maka perlu peninjaun kembali dalam penganggaran pada Tahun Anggaran 2015/2016.
Pada hari terakhir, penutupan acara oleh Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan. Dalam arahannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta lokakarya, diharapkan kepada panitia untuk menyusun segera menyusun resume atau kesimpulan penyelenggaraan lokakarya. Hasil review standar akreditasi harus segera diselesaikan, persiapan akreditasi diharapkan selesai pada bulan November berdasarkan hasil pembahasan bersama pada lokakarya ini, mengingat akhir masa berlaku akreditasi sampai bulan Februari 2015. Saat Visitasi diharapkan kerjasama dan kekompakan civitas akademika prodi Penyuluhan Perikanan dan mempersiapkan visitasi lapangan. 
0 komentar

Observation Study Tour di Posdaya

Sebagai realisasi tugas dari Perguruan Tinggi dalam bidang Pengabdian Masyarakat dan upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia serta dalam upaya memberikan manfaat bagi orang lain, sejumlah dosen dari 7 perguruan tinggi yang ada di Indonesia yaitu, STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor, Untag Surabaya, STAI Muaro Bungo Jambi, Universitas AlKhaerat Palu, Universitas Tadulako Palu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Trilogi Jakarta mengikuti kegiatan Observasi Study Tour (OST) dan Pelatihan Posdaya Angkatan 76. Pelatihan dilaksanakan dari tanggal 20 – 23 Oktober 2014, bertempat di gedung  Siti Padmirah Silver College atau Haryono Suyono Center dan berkunjung ke beberapa Posdaya yang berada di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
 
Pelatihan di awali dengan pembukaan oleh Ibu Astuty Haryono Suyono,  dan  materi Posdaya di sampaikan oleh para penggiat Posdaya di antaranya  Prof.Dr.Haryono Suyono, ketua yayasan Damandiri, Dr. Mazwar Noerdin, Deputi Kewirausahaan Damandiri  dan sejumlah ahli dalam bidang kegiatannya masing-masing, materi di sampaikan dalam  8 sesi terdiri dari :
sesi 1, Filosofi Pos Pemberdayaan Keluarga,
sesi 2, Posdaya MDG’s dan indikator keberhasilannya 
sesi 3,  Membangun Super Team
sesi 4,  KKN Tematik Posdaya
sesi 5,  Pengembangan Kebun Bergizi dengan MKRPL
sesi 6, Pengembangan Peternakan terpadu dan Pakan Ternak
sesi 7, Strategi Pendampingan Posdaya oleh lintas sektoral 
sise 8, Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Posdaya   
 
Usai penyampaian materi  secara klasikal untuk dapat lebih di pahami selanjutnya peserta di bagi dalam 3 kelompok untuk melakukan kunjungan ke 3 lokasi posdaya yang sudah aktif yaitu Posdaya Kenanga di kelurahan Situgede, Posdaya Sejahtera di Kelurahan Bubulak, Posdaya Al-barokah di Desa Bantarjaya Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. 
 
Dari kegiatan yang diikuti selama 4 hari maka dapat di tarik kesimpulan bahwa POSDAYA  (Pos Pemberdayaan Keluarga) sebagai forum komunikasi, silaturahmi, advokasi, penerangan dan pendidikan, sekaligus sebagai wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu, di harapkan dapat dikembangkan menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikkan, wirausaha, dan pengembangan lingkungan yang akan memudahkan keluarga untuk bisa berkembang secara mandiri.
 
Pada dasarnya Posdaya merupakan wadah pemberdayaan masyarakat sehingga kegiatan kelompok di mulai oleh suatu komunitas yang akhirnya terorganisasi, dengan nama apa saja yang prinsipnya berfungsi untuk meningkatkan pemberdayaan keluarga, atau masyarakat di sekitarnya. Hal yang di tawarkan oleh Posdaya adalah upaya pemberdayaan yang di arahkan untuk mendukung penyegaran fungsi keluarga terdiri dari keagamaan, budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi dan kesehatan, pendidikkan, ekonomi serta lingkungan.
 
Implementasi kegiatan Posdaya 1. Bidang Pendidikkan : PAUD, Pustaka Warga, Kompudaya (komputer untuk Pemberdayaan), Pengajian, Kejar Paket. 2. Bidang Kesehatan, Posyandu, Posbindu Lansia, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina keluarga Remaja (BKR), pembinaan/pos KB, obat murah.
0 komentar

Siap Menyongsong MEA dengan Sertifikat Kompetensi

Penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 menuntut setiap tenega kerja yang ada memiliki pengakuan kompetensi yang berlaku secara global. Menyongsong hal tersebut para pencari kerja dituntuk tidak hanya memiliki Ijazah dan nilai akademik yang mencukupi, namun juga memiliki kompetensi yang telah dilegalisasi oleh lembaga pemberi sertifikasi.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan vokasi, proporsi kegiatan praktikum bagi taruna/i di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan lebih besar dibandingkan kegiatan klasikal. Secara umum, 60% kegiatan akademik taruna diisi dengan kegiatan praktikum. Selain itu, untuk lebih memperkuat kemampuan, terdapat 4 praktek lapangan yang wajib dilakukan oleh taruna pada unit produksi perikanan, unit usaha perikanan, dan lembaga penyuluhan. Pendekatan teaching factory digunakan dalam kegiatan praktikum, agar taruna dapat mendapatkan pengalaman langsung di tempat yang sesungguhnya.
Menyongsong MEA pada 2015, taruna juga dibekali dengan sertifikat kompetensi sebagai bukti kompetensi taruna dalam suatu bidang keahlian. Setiap taruna yang telah menyelesaikan tuga akhir diwajibkan mengikuti proses sertifikasi kompetensi penyuluh perikanan. Selain itu, taruna juga diberi kesempatan untuk mengikuti sertifikasi untuk unit kompetensi lain yang dibutuhkan. Sebagai pendukung, terdapat Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ada di dalam kampus STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Pada 18 Oktober 2014, sebanyak 60 orang taruna yang terdiri atas 13 orang taruna Alih Program, 23 taruna Semester V, dan 24 taruna semeter VII, mengikuti rangkaian uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Pembenihan Ikan Patin. Taruna yang melakukan uji kompetensi diuji oleh asesor yang merupakan Dosen STP Jurusan Penyuluhan Perikanan yang didampingi tenaga ahli yaitu Kepala Unit Hatchery STP Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Selama asesmen (pengujian), taruna diminta menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan proses pembenihan ikan patin. Selain itu, taruna juga diminta untuk melakukan langsung beberapa proses pembenihan ikan patin menggunakan ikan patin yang ada di hatchery.
Jika dinyatakan kompeten oleh asesor, taruna akan memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Sertifikat kompetensi yang diterima taruna diharapkan mampu dijadikan sebagai bekal menyongsong persaingan kerja yang lebih ketat pada MEA 2014 nanti.
0 komentar

Peran Penyuluhan Perikanan Dalam Pengembangan Desa Secara Partisipatif

Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini sebagian besar aktivitas kehidupan sosial dan ekonomi berlangsung di daerah pedesaan. Pada tahun 2010, sebanyak 50.2% dari 237.6 juta penduduk Indonesia tinggal di wilayah desa, selebihnya 49.8% tinggal di wilayah kota. Namun, tahun 2011 terjadi peningkatan signifikan jumlah penduduk Indonesia yang tinggal diwilayah kota menjadi 54% dan diperkirakan pada Tahun 2015, penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah kota akan meningkat menjadi 56%. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran, perlunya persiapan dalam menghadapi kecenderungan urbanisasi salah satunya melalui upaya  menahan penduduk desa agar tetap tinggal di desa, atau justru mempersiapkan mereka agar memiliki bekal memadai pada saat akan tinggal di kota.
Landasan dalam upaya pengembangan desa secara partisipatif didasarkan pada Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang disebutkan didalamnya tentang peran strategis Desa dalam berkontribusi pada upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan adanya UU ini diharapkan dapat memberikan warna baru dan mampu mengubah wajah Desa, terkait dengan kedudukan dan kewenangan Desa, semakin terbukanya lembaga demokrasi Desa, terjadinya reformasi keuangan dalam pengelolaan anggaran Desa, serta dorongan untuk membangkitkan ekonomi desa yang berbasis program-program pemberdayaan masyarakat dan Desa.
Kegiatan Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan bertajuk “Peran Penyuluh Perikanan dalam Pengembangan Kelautan dan Perikanan Melalui Implementasi Undang-Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa” menjadi sebuah moment yang tepat untuk membahas secara konkrit peran penyuluh perikanan dalam rangka pembangunan desa. Pada Seminar Nasional ini mengundang dan menghadirkan pembicara dari Tokoh Pemerintah, Pusat Penyuluhan Perikanan, Tenaga Penyuluh Perikanan dan Akademisi.
Kegiatan Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan yang diselenggarakan oleh Taruna STP Jurusan Penyuluhan Perikanan ini berlangsung pada hari Selasa, 7 Oktober 2014 di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor, Jawa Barat. Peserta yang menjadi fokus kegiatan seminar nasional ini meliputi Kepala Desa/ Lurah, Mahasiswa, Tenaga Penyuluh Perikanan dan Pelaku Utama Perikanan.
Penyuluh perikanan diharapkan mampu manjadi agen perubahan (agen of change) dalam pengembangan kelautan dan perikanan, salah satunya adalah berperan dalam pembangunan desa secara partisipatif untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat. Penyuluh perikanan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan SDM kelautan dan perikanan yang tinggal di wilayah desa, karena para penyuluh perikanan menjadi ujung tombak dalam pendampingan masyarakat perikanan di desa agar terwujudnya pelaku utama yang produktif, efektif dan efisien, dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di desa tidak kalah dengan masyarakat perkotaan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono dalam sambutannya pada acara Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan di Kampus STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor, Selasa (7/10).
“Harapannya, melalui seminar nasional ini pula, para taruna-taruni STP Jurusan Penyuluhan Perikanan kedepannya sebagai calon tenaga penyuluh diharapkan menjadi tenaga penyuluh yang unggul dan berwawasan luas dan ikut andil dalam pengembangan desa”, pungkas Suseno.
Dalam pemaparan pembicara pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Haryono Sukoyono, PhD, MA selaku Ketua Yayasan Damandiri dengan judul Makalah Pengembangan Desa Berbasis Posdaya, Haryono. Beliau menuturkan bahwa dalam pengembangan sumberdaya manusia khususnya masyarakat desa ada beberapa program yang dapat dilakukan, salah satunya adalah POSDAYA. Pada kesempatan tersebut, beliau juga mengajak STP menjadi agen perubahan, agen pemberdayaan perikanan kerakyatan dan menjadikan keluarga sebagai pamong untuk anggotanya serta rakyat banyak. Kalau kegiatan ini dilakukan secara konsisten, pendekatan pemberdayaan pamong tersebut menghasilkan kebersamaan antar sesam rakyat ditingkat pedesaan, sekaligus tumbuh suasana dimana setiap warga atau rakyat saling belajar dalam lingkungan keluarga dan tetangganya.
Makalah kedua, berjudul Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa disampaikan oleh Drs. Moh. Darmodo, M.Si. Kasubdit Usaha Ekonomi Keluarga Mewakili Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri. Beliau menyampaikan substasni dari undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 yang telah disusun oleh Kementerian Dalam Negeri. Beliau menuturkan bahwa Tujuan disusunnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di desa baik dibidang sosial, budaya dan ekonomi. Secara khusus undang-undang ini menekanakan agar mampu meningkatkan peran aparat pemerintah desa sebagai garda terdepan dalam pembangunan dan kemasyarakatan, meningkatkan partisipasi  dan gotong royong masyarakat dalam pembangunan desa, mempercepat pembangunan desa dan kawasan perdesaan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa, memperkuat desa sebagai entitas masyarakat yang mandiri.
Guna menggali informasi yang lebih mendalam terhadap materi yang telah dipaparkan oleh kedua pembicara, dihadirkan pula tiga orang pembahas yaitu Pertama, Ahmad Rukhbi, SP., MM., M.Si, Penyuluh Perikanan Teladan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan menyampaikan materi peran penyuluh perikanan dalam dinamika pembangunan indonesia. Lulusan Sekolah Perikanan Cikaret Bogor itu menyampaikan bahwa pendekatan penyuluhan yang efektif ada 3 (tiga) meliputi kewirausahaan (usaha bidang perikanan), penyuluhan sebagai seni, dan menerapkan teori adopsi yakni menjadi motivator.
Pembahas Kedua adalah Dr. Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB menyampaikan materi bahasan Kerangka Implementasi UU Desa dan Implikasinya terhadap Penyuluhan Perikanan. Beliau memberikan sumbangsih ide berupa langkah-langkah membangun desa sebagaimana yang tertuang di dalam UU No. 6 2014 yakni Pengelolaan dana Desa melalui Peningkatan kapasitas di 72.944 desa, Pendekatan Pembangunan Dari Sektoral Terpadu kemudian konsolidasi program, Pendamping perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan keberlanjutan pembangunan desa, dan Pemerintahan Desa “pemimpin adalah pelayan masyarakat.
Kesempatan Ketiga disampaikan oleh Dr. Ir. Rina, M.Si, Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan dengan materi tentang kebijakan penyuluhan perikanan dalam menghadapi undang-undang desa. Menurut beliau, ada beberapa program yang akan diarahkan dalam mengghadapi hadirnya UU Desa tersebut seperti Melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program; Melaksanakan penyusunan pedoman, standar, bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan penyuluhan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan,ketenagaan, penyelenggaraan penyuluhan, lembaga, dan tenaga penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan.
Melalui Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan ini, diharapkan pemikiran, program, dan konsep yang telah disampaikan para pembicara utama dan hasil bahasan oleh ketiga pembahas, mampu menjelaskan secara rinci peran penyuluh perikanan dalam UU No.6 Tahun 2014 untuk pembangunan desa dan teridentifikasinya koordinasi kebijakan pemerintah guna menunjang kegiatan penyuluh perikanan dalam pembangunan desa.
0 komentar

Arsitektur Pembangunan Kelautan

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State in the world), memiliki potensi dan kekayaan laut meliputi Perikanan, Pariwisata Bahari, Energi Terbarukan (antara lain : arus laut, pasang surut, gelombang laut, Ocean Thermal Energy Convertion), Mineral di Dasar Laut, Minyak dan Gas Bumi, Pelayaran, Industri Maritim, dan Jasa Kelautan yang  diperkirakan mencapai nilai US$ 171 milyard per tahun. Akan tetapi belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat, dapat terlihat bidang kelautan belum dijadikan pengarusutamaan (mainstreaming) pembangunan Nasional. Sesungguhnya potensi yang ada di laut dapat diibaratkan sebagai “Sleeping Giant” (raksasa sedang tidur). Untuk itu perlu dioptimalkan secara maksimal dan berkelanjutan dengan pola pengelolaan Blue Economy. 
Informasi ini tentunya sangat penting untuk diketahui oleh khalayak umum khususnya kalangan akademisi seperti Civitas Akademika Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Berkenaan dengan hal tersebut, Senin, 22 September 2014 diselenggarakan Kuliah Umum dengan materi “Arsitektur Pembangunan Kelautan” yang disampaikan oleh Dr.Ir. Dedy H. Sutisna, MS menjabat Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia di Aula STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Kuliah umum dihadiri oleh staff pengajar dan seluruh taruna-taruni semester III, V, VII dan Alih Program STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Acara kuliah umum dibuka oleh Dra. Ani Leilani, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan, dalam sambutannya Ani menyampaikan biodata singkat narasumber dan ucapan terima kasih kesediaan Dr. Dedy H Sutisna untuk menyampaikan materi pada kuliah umum ini. Sedangkan yang bertindak selaku moderator adalah Dr. Ir. OD. Subhakti H, M.Si merupakan staff pengajar di Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Dalam pemaparannya pada kuliah umum ini Dedy menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan presentase wilayah lautnya sebesar 70% dan selebihnya 30% merupakan wilayah daratan dengan potensi bidang kelautan mencapai US$ 171.000.000.000/tahun, dimana menurut Prof. Firmanzah, PhD (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2012) “Sumber daya laut Indonesia diperkirakan dapat mencapai ± Rp. 3000 triliun/tahun”. Melihat begitu besarnya potensi sumber daya laut Indonesia maka Pembangunan Kelautan dan Perikanan kedepannya harus dengan penerapan mindset Kelautan, tidak hanya fokus pada mindset Agraria yang selama ini diterapkan. 
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 harus disesuaikan dengan hasil analisis dan penetapan Isu Strategis yang sedang berkembang saat ini meliputi: Pemantapan Ketahanan Pangan, Peningkatan Kesejahteraan, Peningkatan Daya Saing, Pembangunan Kelautan, dan Pembangunan Berkelanjutan. Dari hasil analisis Isu Strategis ini, kemudian dijadikan dasar pembuatan Arah dan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019.
Arah dan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 yang telah disusun berdasarkan Isu Strategis tersebut mencakup (1) Peningkatan produksi perikanan untuk pemantapan ketahanan pangan nasional; (2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan; (3) Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan; (4) Pendayagunaan potensi ekonomi kelautan; (5) Pemantapan keberlanjutan pembangunan kelautan dan perikanan dan (6) Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM KP serta inovasi IPTEK Kelautan dan Perikanan. 
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 untuk mewujudkan Negara Maritim menurut Undang – Undang No. 17 Tahun 2007 dapat dilakukan dengan merubah mindset pembangunan menjadi mindset kemaritiman yang didukung oleh empat pilar meliputi budaya Bahari, Tata Kelola Laut, Ekonomi Kelatan, Pertahanan, Keamanan dan Keselamatan di Laut dan Lingkungan Laut. Pada akhirnya akan mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional. Hal ini sesuai dengan Visi Indonesia 2025: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007.
Menurut Dedy, Arsitektur Pembangunan Kelautan yang ditawarkan adalah menjadikan Kedaulatan sebagai pondasi dasar dalam pembangunan yang didukung menjadikan Kelautan sbg Pilar Ekonomi Nasional yang terdiri dari empat ponasi utama yaitu Sumber Daya Kelautan, Habitat, SDM, dan Teknologi berdasar Peraturan Perundang-undangan yang tidak tumpang tindih. Dengan demikian akan mewujudkan kesejahteraan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional (UU No.17 Tahun 2007). Dapat disimpulkan bahwa dalam Penyusunan Arsitektur Pembangunan Kelautan dan Perikanan meliputi Item Arsitektur, Isu Strategis, Masalah yang Timbul dan Kebijakan yang Dibutuhkan sehingga outputnya adalah adanya peruntukan/manfaat bagi rakyat, pengusaha, negara, dan alam. Namun pada pelaksanaannya, harus ada pembagian peran/tugas terhadap kebijakan yg telah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Pada kuliah umum ini pula Dedy menyampaikan bahwa, dalam Pembangunan Kelautan dan Perikanan peran dan kontribusi Penyuluh Perikanan sangatlah penting. Disampaikan pula bahwa, Arsitektur Peran Penyuluh Kelautan dan Perikanan dalam mengawal Pembangunan Kelautan dan Perikanan harus berlandaskan pada Kelompok Penyuluh yang sudah ada harus bersinergi dengan Kelompok Masyarakat Mandiri sehingga nantinya akan mewujudkan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Sejahtera yang berdasarkan pada empat pilar yaitu Peningkatan Teknologi,  Peningkatan Usaha, Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Hidup Lebih Baik sesuai dengan Visi Indonesia 2025: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007 .
Untuk menggali pembahasan materi kuliah umum lebih dalam, moderator membuka sesi diskusi dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan. Pertanyaan pertama disampaikan oleh I Wayan Deni Koriawan Taruna Semester VII yang menanyakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan per kapita. Pertanyaan kedua oleh Sumarjo Taruna Alih Program yang menanyakan upaya pemecahan masalah klasik masyarakat pesisir seperti keselamatan kerja nelayan, Bahan Bakar Bersubsidi dll. Pertanyaan ketiga oleh Regen Panjaitan Taruna Semester VII menanyakan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk merubah mindset masyarakat ke mindset kelautan. Pertanyaan keempat oleh Nicolaus Fanny Ravita yang menanyakan keterkaitan bisnis masyarakat pesisir terhadap Pasar Bebas Asean. Pertanyaan kelima oleh Ade Sunaryo, S.ST., M.Sc staff pengajar Jurusan Penyuluhan Perikanan yang menyampaikan perlunya perhatian khusus proses rekruitment tenaga penyuluh perikanan sebagai ujung tombak pembangunana kelautan dan perikanan, dan pertanyaan terakhir dari Dr. Ir. Pigoselpi Anas, M.Si staff pengajar Jurusan Penyuluhan Perikanan yang menanyakan tindakan konkret selain dari arsitektur/perencanaan dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Kegiatan kuliah umum berlangsung selama hampir tiga jam dengan lancar, hal ini terlihat dengan feed back dan antusiasme peserta yang cukup tinggi dalam mengikuti kuliah umum ini. Kuliah umum ditutup dengan penyampaian simpulan oleh Moderator. Harapannya, melalui kegiatan kuliah umum ini para taruna-taruni lebih memahami akan pentingnya pengelolaan sumber daya laut Indonesia secara berkelanjutan sehingga akan terwujud Negara Maritim yang diakui oleh dunia internasional dan Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi kuat di dunia.
0 komentar

Pusluh Rekrut Lulusan STP Jadi Penyuluh Bantu

Sudah lebih dari sepekan, Sekolah Tinggi Perikanan telah melantik wisudawan sebanyak 315 orang lulusan yang terdiri dari 6 program studi. Program Studi Penyuluhan Perikanan merupakan salah satu diantara 6 program studi tersebut, dengan meluluskan sebanyak 38 orang taruna yang berasal dari penjuru nusantara.
Pada dasarnya lulusan Program Studi Penyuluhan Perikanan yang berjumlah 38 orang tersebut terserap secara keseluruhan di dunia kerja  dengan rincian 8 orang yang langsung bekerja di PT. Central Proteina Prima (PT CPP) ditempatkan di LampungSelebihnyasebanyak 30 orang para lulusan Prodi Penyuluhan Perikanan direkrut oleh Kementarian Kelautan dan Perikanan melalui Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan untuk menjadi Penyuluh Perikanan Bantu.
Penyuluh Perikanan Tenaga Bantu merupakan perubahan nama dari Penyuluh Perikanan Kontrak. Nama tersebut digunakan karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014  tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan. Hal ini tertuang pada Pasal 42 ayat (2) bahwa: “Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat mengangkat penyuluh perikanan kehormatan dan/atau penyuluh perikanan bantu.
Selain itu, para lulusan Prodi Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan direkrut berdasarkan kompetensi akademik yang dimilikinya yakni Penyuluhan Perikanan. karena salah satu syarat untuk menjadi Penyuluh Perikanan Bantu adalah memiliki kualifikasi akademik. Dan Para Penyuluh Perikanan Bantu tersebut ditempatkan di daerah asal masing-masing dalam rangka pengembangan bidang kelautan dan perikanan di wilayah masing-masing.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, kamis, 11 september 2014 kemarin sebanyak 30 orang penyuluh perikanan bantu tersebut diberi pembekalan oleh Pusat Penyuluhan Perikanan di Kampus Penyuluhan Perikanan. pada kesempatan tersebut, Pembekalan disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Dr. Rina, M.Si. dan didampingi oleh Kepala Sub Bidang Ketenagaan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Beliau menyampaikan materi terakit dengan Kebijakan Pusat Penyuluhan Perikanan dan Tugas Pokok serta peraturan perundang-undangan terkait dengan Penyuluhan Perikanan. Selain itu, materi terkait dengan pedoman kerja penyuluh perikanan bantu secara teknis juga disampaikan pada pembekalan tersebut. Selain diikuti oleh lulusan, pembekalan juga dihadiri oleh 12 orang Penyuluh perikanan yang sedang melanjutkan Pendidikan Alih Program dari Diploma 3 ke Diploma 4 di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan

0 komentar

RAPIKAN fasilitasi Stadium Generale dari Mississipi State Univeristy

Video conference yang difasilitasi RAPIKAN untuk kedua kalinya dalam rangka Stadium Generale dengan narasumber Prof. Larry A. Hanson, B.S., Ph.D (ahli Fish Pathobiology) yang merupakan salah satu professor dari Mississipi State University (MSU) dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2014 di Kampus Cikaret STP Jurluhkan. Sebelumnya, telah diselenggarakan video conference Stadium Generale pertama yang dibawakan oleh Prof. S.W. Jack, D.V.M., M.S., Ph.D (ahli Veterinary Pathology, especially wildlife and aquaculture) dengan materi “Fish Health From A One Health Perspective : A Paradigma for The Future di Kampus STP Pasar Minggu (8/5).
 
Kegiatan video conference dalam rangka stadium generale ini merupakan salah satu upaya peningkatan kapasitas pendidikan dilakukan oleh Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP yang merupakan tindak lanjut Letter of Intens (LOI) antara BPSDMKP dengan Mississipi State University (MSU) Amerika Serikat. 
 
Stadium Generale yang dihadiri oleh perwakilan PUSDIK, Ketua STP Jakarta, Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan, Kepala BAPPL Serang, Ketua Jurusan Teknologi Akuakultur, Dosen STP, perwakilan taruna/i Jurusan Penyuluhan Perikanan dan  perwakilan taruna/I Jurusan Teknologi Akuakultur. Kegiatan stadium generale juga terhubung dengan peserta yang berada di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo serta Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong. 
 
Prof. Larry A. Hanson, B.S., Ph.D (ahli Fish Pathobiology) sebagai narasumber menyampaikan materi mengenai “Management of the Environement to Prevent Diseases in Warm Freshwater Fish Production”. Para peserta begitu antusius dalam menyimak materi kuliah umum tersebut, hal ini terlihat ketika sesi tanya jawab. Beberapa peserta kuliah umum bertanya terkait dengan materi yang telah disampaikan oleh Prof. Larry diantaranya perwakilan peserta dari Kampus Cikaret STP Jurluhkan, perwakilan peserta dari Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo serta perwakilan peserta  dari Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong.
0 komentar

Diversifikasi dan Alih Teknologi Olahan Ikan Lele

Salah satu jenis ikan air tawar yang dapat dimanfaatkan untuk membuat makanan olahan adalah ikan Lele (Clarias sp). Ikan lele pada umumnya sudah familier dan tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Ikan Lele mudah didapat dan sebagian besar masyarakat mengenal ikan Lele. Ikan Lele mengandung nilai gizi yang tidak kalah pentingnya dengan daging hewan darat lainnya. Bahkan daging ikan Lele pada umumnya mengandung kolesterol yang lebih rendah dan baik untuk kecerdasan otak, khususnya bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Sebagaian masyarakat pada umumnya mempunyai tingkat konsumsi yang rendah terhadap Ikan Lele jika dikonsumsi langsung tanpa diolah, oleh karenanya dengan diolah menjadi berbagai macam olahan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap ikan lele. Bahkan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang menjanjikan. Baik skala rumah tangga ataupun skala industri besar.
Alasan itulah yang mendasari STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadikan ikan lele sebagai bahan baku olahan hasil perikanan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jenis olahan atau dengan kata lain diversifikasi produk olahan lele yang selanjutnya di”transfer” kepada masyarakat sebagai sebuah bentuk edukasi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh STP Jurusan Penyuluhan Perikanan salah satunya adalah dengan Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan Lele.
Kegiatan Demonstrasi Cara Pengolahan Ikan Lele tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Agustus 2014 bertempat di Ruang Aula Kantor Kelurahan Lawang Gintung Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor. Nampak hadirsebagai peserta kelompok masyarakat yang merupakan ibu-ibu anggota PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan perangkat kelurahan Lawang Gintung. Secara resmi acara dibuka oleh Lurah, dan beliau mengutarakan kegembiraannya karena lawang gitnung menjadi salah satu sasaran kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Setelah pembukaan, Yenni Nuraini, M.Sc. yang merupakan salah satu dosen STP Jurluhkan memberikan sambutan sebagai perwakilan Tim. Beliau menyampaikan apresiasi kepada peserta karena sudah menyempatkan hadir hadir untuk mengikuti acara tersebut, dan secara singkat beiau memperkenalkan kergaan STP Jurusan Penyuluhan Perikanan sebagai salah satu institusi Pendidikan yang mana salah satu kegaiatnnya adalah pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Staff Pengajar dan dibantu oleh para taruna.
Selepas acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan Demonstrasi Cara Pengolahan Hasil Perikanan. Taruna menjadi demonstrator dan pembawa materi, hal ini dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi para taruna dalam berinteraksi dengan masyarakat. Beberapa materi yang dismapaikan adalah Pengolahan Nugget, Pengolahan Bakso, Pengolahan Otak-otak yang semuanya berbahan dasar Ikan Lele, serta Pembuatan Es Rumput Laut.
Alasan pemlihan materi Nugget, Pengolahan Bakso, Pengolahan Otak-otak dan Es Rumput Laut karena produk-produk tersebut merupakan produk olahan perikanan yang cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan terobosan baru dalam dunia perikanan. Selain cara pembuatannya yang sederhana dan produk yang praktis disiapkan terutama untuk anak-anak dengan berbagai bentuk yang menarik. Selain itu juga dalam pembuatan nugget ikan tidak memakai bahan pengawet.
Dalam acara tersebut, para peserta ibu-ibu PKK begitu antusias dalam menyimak materi. Hal ini bias dilihat pada respon peserta yang memberikan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang tidak dimengerti. Selain itu, terlihat para peserta ikut serta secara langsung dalam proses pengolahan produk-produk membantu taruna sebagai demonstrator. Dengan demikian menjadi sebuah indikator bahwa kegiatan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat dan diharapkan bias menjadi salah satu alternatif masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dengan peningkatan nilai tambah melalui diversifikasi produk olahan hasil perikanan.
0 komentar

Seminar Proposal Penelitian Jurusan Penyuluhan Perikanan

Bogor (20/8), Salah satu tugas utama tenaga pengajar pada institusi pendidikan adalah melaksanakan Penelitian. Hal ini sebagai mana telah tertuang dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Dengan dasar tersebut, para tenaga pengajar Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan penelitian. 
Kegiatan penelitian dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitian, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat diaplikasikan oleh masyarakat pada saat itu saja,akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengan kata lain penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanakn penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.
Materi penelitian staff pengajar STP Jurluhkan dibagi dalam tiga bidang ilmu yaitu Bidang Ilmu Penyuluhan, Bidang Ilmu Teknologi dan Bidang Ilmu Bisnis Perikanan. Berikut ini daftar Judul Proposal Penelitian dan Nama Peneliti staff pengajar STP Jurluhkan : 
 
Daftar Judul Penelitian.jpg
  
Dalam rangka persiapan sebelum melaksanakan penelitian, hari ini Rabu tanggal 20 Agustus 2014 dilaksanakan “Seminar Proposal Penelitian” bertempat di Ruang Rapat STP Jurluhkan yang dihadiri oleh para staff tenaga pengajar STP Jurluhkan dan dibuka langsung oleh Ibu Dra. Ani Leilani, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan. Seminar proposal penelitian dilakukan untuk mempresentasikan proposal oleh masing-masing staff pengajar, dan kemudian dialnjut dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari staff pengajar lainnya untuk memberikan masukan dan perbaikan proposal sebelum dilaksanakan penelitian. Pada akhirnya, hasil seminar ini nantinya akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan oleh masing-masing staff pengajar sebelum melaksanakan penelitian. 
0 komentar

Jurluhkan Tebar 40.000 ekor Nila Hitam di Situ Citatah

Air adalah sumber kehidupan dan penghidupan (Omne Vivum Eks Aquatis), pepatah tersebut memperingatkan kepada kita agar selalu menjaga sumberdaya perairan sebagai upaya menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk kita manusia didalamnya.
Restocking ikan adalah salah satu upaya penambahan stock ikan tangkapan untuk ditebarkan di perairan umum, pada perairan yang dianggap telah mengalami penurunan stock akibat  tingkat pemanfaatan yang berlebihan. Tujuan restocking selain menambah stock ikan agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi, juga bertujuan mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang. Keberadaan ikan pada suatu perairan akan memberikan manfaat baik bagi ekositem pada perairan tersebut maupun bagi manusia sebagai bahan pangan. 
Kegiatan konservasi keanekaragaman hayati (KEHATI)  melalui restocking ikan  ini untuk menyadarkan  masyarakat agar keberadaan ikan yang hidup diperairan tersebut tetap lestari.  Kegiatan konservasi bukan hanya melindungi ikan saja tetapi juga pemanfaatan yang berkelanjutan, artinya ikan yang boleh ditangkap untuk dikonsumsi adalah ikan ukuran konsumsi saja, sedangkan benih-benih dan induk ikan yang tertangkap harus dikembalikan lagi ke perairan tersebut, dengan harapan  memberi kesempatan pada ikan untuk tumbuh dan berkembang.
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan KEHATI ini sangat diperlukan, oleh karena itu Unit Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat (UPPM) STP JURLUHKAN  Bogor berkerja sama dengan masyarakat, serta  pihak terkait melakukan   penyuluhan  untuk menyadarkan  masyarakat  tentang arti pentingnya konservasi sumberdaya ikan.
Kegiatan  restocking yang dilakukan pada tanggal 14 agustus 2014, berlokasi di Situ Citatah Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor yang dihadiri oleh Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan STP, Ketua UPPM Jurusan Penyuluhan Perikanan STP, Camat Cibinong, Sekretaris Camat, Kepala BP3K Kecamatan Cibinong, pengelola Situ, masyarakat sekitar Situ, Dosen/Pegawai dan Taruna STP Jurluhkan.
Kegiatan Diawali dengan Sambutan Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan, beliau menuturkan bahwa kegiatan Restocking merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor sebagai sebuah perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan itu, diharapkan mampu menjadi salah satu kegiatan pembinaan kepada masyarakat perikanan.
Selanjutnya, Camat Cibinong menyambut dengan baik penyelenggaraan kegiatan restocking karena STP Jurusan Penyuluhan Perikanan telah memilih Cibinong sebagai salah satu sasaran pengabdian dan pembinaan kepada masyarakat, dan berharap kegiatan semacamnya bisa dilaksanakan secara kontinyu. Beliau juga berharap agar ada kerjasama antara STP Jurluhkan, BP3K Cibinong dan Perangkat Kecamatan dalam membina masyarakat khususnya bidang perikanan serta membantu masyarakat secara teknis untuk memanfaatkan lahan-lahan dalam kegiatan budidaya.
Acara berikutnya adalah penyerahan Ikan Nila sebanyak 40.000 ekor dari Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor kepada Camat Cibinong. Selanjutnya ikan ditebar di situ bersama-sama dengan peserta.
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger