Featured Post Today
print this page
Latest Post

Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok adalah suatu keadaan dimana suatu kelompok dapat menguraikan, mengenali kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam situasi kelompok yang dapat membuka perilaku dan anggota-anggotanya.


TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
• Meningkatkan proses interkasi antara anggota kelompok sehingga menyebabkan terjalinnya hubungan psikologis yang nyata diantara anggota kelompok, seperti rasa solidaritas, rasa memiliki kelompok, rasa saling tergantung antara anggota kelompok, dsb.
• Meningkatkan produktivitas kelompok melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK) anggota kelompok.
• Mengembangkan kelompok kearah yang lebih baik, maju, dan kompak.
• Meningkatkan kesejahteraan hidup anggota kelompok. 

UNSUR_UNSUR DINAMIKA KELOMPOK
1. Tujuan kelompok, adalah gambaran yang diharapkan anggota akan dicapai oleh kelompok. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota kelompok mempunyai lima kemungkinan bentuk yaitu 1) Sepenuhnya bertentangan, 2) Sebagian bertentangan, 3) Netral, 4) Searah, 5) Identik.
2. Struktur kelompok, merupakan bentuk hubungan antar individu-individu dalam kelompok yang disesuaikan dengan posisi dan peranan masing-masing individu. Beberapa hal berhubungan dengan struktur kelompok adalah : a) struktur kekuasaan atau pengambilan kekuasaan, b) Struktur tugas atau, c) Pembagian pekerjaan, d) Struktur komunikasi, e) Sarana yang tersedia untuk terjadinya interaksi
3. Fungsi-fungsi, fungsi berkaitan dengan semua kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kriteria yang digunakan untuk mengukur fungsi tugas adalah a) Fungsi memberi informasi, b) Fungsi koordinasi, c) Fungsi memuaskan anggota, d) Fungsi berinisiatif, e) Fungsi untuk mengajak berpartisipasi, f) Fungsi menjelaskan kepada yang lain.
4. Mengembangkan dan membina kelompok, Hal ini dimaksudkan sebagai usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok. Usaha mempertahankan kelompok dapat dilihat dari beberapa ciri: a) Partisipasi semua anggota kelompok, b) Adanya fasilitas, c) Menumbuhkan kegiatan, d) Menciptakan norma, e) Adanya kesempatan mendapatkan anggota baru, f) Proses sosialisasi.
5. Kekompakan kelompok, Menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok. Dapat meningkatkan potensi kelompok dan rasa memiliki kelompok pada diri anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok: a) Kepemimpinan kelompok, b) Keanggotaan kelompok, c) Nilai tujuan kelompok, d) Homogenitas anggota kelompok, e) Keterpaduan kegiatan kelompok, f) Jumlah anggota kelompok.
6. Suasana kelompok, Adalah suasana fisik dan emosional, seperti keramahan, saling mencurigai, yang memungkinkan anggota saling mengisi dan merasakan kesatuan tidak terpisahkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok: a) Hubungan antara anggota kelompok, b) Kebebasan berpartisipasi, c) Lingkungan fisik 
7. Tekanan pada kelompok, Adalah tekanan-tekanan dalam kelompok yang menimbulkan ketegangan pada kelompok tersebut untuk menimbulkan dorongan ataupun motivasi dalam mencapai tujuan kelompok. Fungsi tekanan pada kelompok (group presure): a) Membantu mencapai tujuan kelompok, b) Membantu anggota kelompok memperkuat pendapatnya , c) Mempertahankan dirinya sebagai kelompok , d) Memantapkan hubungan dengan lingkungan sosialnya
8. Efektivitas kelompok, Adalah keberhasilan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan berhasil dengan baik serta memuaskan bagi setiap anggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan berikutnya.
0 komentar

PEMBESARAN IKAN BAWAL

Pada subsistem pembesaran, pelaku bertugas membesarkan benih dari hasil pendederan ukuran 4 inci (25 g) sampai menjadi ikan konsumsi. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 3 bulan. Di samping itu, subsistem ini bertugas pula dalam mencari pasar dalam dan luar negeri

Pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan benih dari hasil pendederan (ukuran 4 inci atau 25 g) sampai mencapai konsumsi atau sampai calon induk. Masa pembesaran biasanya lebih lama dibanding pendederan, yaitu berkisar 4 - 5 bulan atau tergantung dari kebutuhan pasar. Setelah masa tersebut, ikan bawal biasanya sudah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 400 - 500 g/ekor. Sama seperti pendederan, pembesaran bawal pun dimulai dengan persiapan kolam. Persiapannya melipuri pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan canah dasar, pembuatan kemalir, pengapuran, pemupukan, dan pengairan

Apabila kolam sudah siap, benih pun ditebar pada pagi hari. Padat tebarannya antara 25 - 50 ekor/m . Setiap hari, ikan diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 % per hari atau pakan diberikan secara adlibitum atau diberikan bila ikan terlihat lapar. Biasanya, ikan yang lapar akan menghampiri orang yang datang. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari.

Selain pemberian pakan tambahan, pengontrolan terhadap kolam, pengairan, maupun ikannya harus juga dilakukan. Setelah mencapai ukuran konsumsi, ikan segera dipanen. Cara panen dan penanganan Ikan lebih lanjut sama dengan benih hasil pendederan.

Pemberian Pakan, Setelah 2 - 3 hari ditebar atau bila pakan alami sudah mulai berkurang, benih diberi pakan tambahan berupa tepung pelet atau pelet butiran. Tepung pellet dapat langsung ditebar ke kolam, sedangkan pellet butiran harus dihancurkan dulu sebelum ditebar. Pemberian pakan tambahan ini sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Tujuannya agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan semua, ridak ada yang terbuang. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3 % per hari dari berat benih. Benih yang berukuran ¼ - ½ inci rata-rata mempunyai berat 0,5 g/ekor. Bila yang ditebar sebanyak 50.000 ekor maka berat total benih yang ditebar adalah 25 kg. Jadi, jumlah pakan yang diberikan 3/100 X 25 kg = 750 g. Pada minggu kedua, jumlah pakan ditingkatkan menjadi 1 kg/hari. Pada minggu ketiga, diringkatkan menjadi 1,5 kg/hari dan minggu keempat ditingkatkan lagi menjadi 2,25 kg/hari

Pengontrolan, Setiap hari sebaiknya dilakukan pengontrolan terhadap kolam, pengairan, dan kondisi ikan. Bila ada bocoran pada pematang segera diperbaiki agar ketinggian air dan kesuburan kolam dapat dipertahankan. Air yang masuk ke kolam harus kontinyu dengan debit air sekitar 0,25 - 0,50 1/dtk. Air ini uncuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Kondisi ikan juga harus selalu dikontrol agar bila ada yang sakit dapat segera ditangani, baik dengan pencegahan maupun pengobatan.
0 komentar

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN LELE

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN SECARA UMUM

Meski tidak begitu besar kerugian akibat hama, tetapi adanya hama tetap harus dicegah. Ada beberapa cara untuk mencegah hadirnya hama, di antaranya yaitu :
1) kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya retak-retak,
2) dilakukan pengapuran saat persiapan kolam,
3) pada pintu pemasukan air dipasang saringan.

Adapun cara mencegah serangan penyakit dapat dengan beberapa cara, di antaranya yaitu
1) mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit,
2) melakukan pengapuran saat persiapan kolam agar penyebab penyakit bisa mati,
3) menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan tidak stress,
4) menjaga kondisi lingkungan hidup agar sesuai kebutuhan ikan
5) mengurangi kepadatan ikan untuk mencegah kontak langsung antar-ikan, menghindari terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air, serta mengikatnya kadar NH3,
6) memberi pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan
7) mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan dengan penanganan yang baik,
8) mencegah masuknya binatang pembawa penyakit, seperti burung, siput, dan lain-lain.

CARA PENGOBATAN 
Melalui air kolam, Cara ini dilakukan dengan mencampurkan obat pada air kolam yang berisi ikan yang sakit. Namun, sebelum ditebarkan, volume air kolam harus diketahui dahulu agar dosis obat yang diberikan sesuai dengan anjuran. 
Melalui perendaman, Dalam perendaman, ikan yang sakit harus dipanen dahulu, kemudian direndam dalam larutan obat dengan dosis sesuai anjuran. 
Melalui makanan, Pengobatan melalui makanan atau sistem oral dilakukan dengan memberi pakan yang sudah diberi obat tertentu pada ikan yang sakit. 
Melalui ikan langsung, Pengobatan langsung pada ikan yang sakit dilakukan dengan cara mengolesi obat pada tubuh ikan, terutama tubuh bagian luar, seperti sisik, kepala, atau mata. 


PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN SECARA KHUSUS
1. Hama
a. Notonecta
Notonecta sangat menyenangi perairan yang banyak mengandung bahan organik dan terdapat tanaman air yang membusuk. Binatang ini biasa bergerak turun naik ke permukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Apabila perairan yang ditempati kurang cocok, binatang ini akan berpindah ke kolam lain dengan cara terbang.
Oleh karena bisa terbang maka sampai saat ini pencegahan notonecta masih sulit dilakukan. Cara terbaik yang dilakukan yaitu dengan mengurangi jumlahnya. Caranya dengan mengurangi kandungan bahan organik di kolam dan membuang tanaman air yang ada. Jika populasi hama ini sangat banyak maka dilakukan pemberantasan dengan cara menyiram minyak tanah sebanyak 5 1/1000 m2 air kolam.

2. Penyakit
a. Jamur
Bentuk tubuh Achlya mirip dengan Saprolegnia, tetapi jumlah sporanya lebih banyak dan bercabang-cabang sehingga bila serangannya parah, benang tersebut tampak lebih banyak dan padat dibandingkan Saprolegnia.
Timbulnya penyakit jamur dapat disebabkan oleh penanganan ikan yang kurang baik. Di samping itu, kurangnya pakan, suhu air dan kandungan oksigen yang rendah, kualitas telur yang kurang baik, serta kepadatan telur yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.
Penyakit jamur dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya dengan menjaga kualitas air agar tetap baik, menangani ikan atau telur dengan baik, memberi pakan tambahan yang cukup, dan tidak menebarkan telur yang terlalu padat. Apabila telah terjadi serangan, pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan atau telur dalam malachitgreen 1 mg/1 selama 1 jam atau larutan Nad 5 g/1 selama 15 menit.
0 komentar

Lebih Dekat dengan Masyarakat melalui P2MKP

Berdasarkan amanat Pembangunan Perikanan Nasional bahwa kualitas sumberdaya manusia merupakan kunci pokok dalam menentukan keberhasilan program pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi salah satu upaya pokok yang harus diwujudkan. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia mutlak diperlukan guna mendukung keberhasilan pembangunan.

Dalam rangka mendukung hal tersebut, Sekolah Tinggi Perikanan (STP) sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi profesional bidang perikanan, dalam menyiapkan sumberdaya manusia perikanan selalu berupaya untuk merealisasikan hal tersebut melalui rancangan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum dengan komposisi 40% teori dan 60% praktek.

Salah satu bentuk kegiatan praktek tersebut adalah praktek lapangan bagi taruna tingkat pertama (Remaja) yang dilaksanakan pada awal semester II yang selanjutnya disebut dengan Praktek Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP). PPKMP dimaksudkan agar para taruna yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan, tingkat sosial budaya, asal daerah, dan sebagainya dapat mengetahui dan memahami serta memiliki kesamaan cara pandang terhadap kehidupan masyarakat pesisir (nelayan, pengolah dan petani tambak). Proses transformasi nilai dalam waktu yang demikian singkat tersebut memerlukan wahana dan pengelolaan yang seksama agar dapat dicapai hasil yang seoptimal mungkin.

Penyelenggaraan PPKMP ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada taruna tentang kehidupan masyarakat pesisir, desa nelayan, lembaga pedesaan di lingkungan kehidupan nelayan serta menumbuhkan kesadaran, yang pada gilirannya menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian taruna dalam berperan serta membantu mewujudkan pengembangan masyarakat nelayan pada umumnya dengan usaha perikanan yang tangguh.

Pelaksanaan PPKMP tahun 2014 bagi Taruna Remaja Angkatan 49 dilaksanakan selama 14 hari kalender pada tanggal 10 – 23 Februari 2014. Tempat pelaksanaan PPKMP tahun 2014 adalah Desa Asemdoyong Kec. Taman, Kab. Pemalang – Jawa Tengah. Peserta praktek adalah seluruh taruna semester II yang telah dinyatakan lulus pada semester I, angkatan 49 sebanyak 454 orang, dengan rincian sebagai berikut 


Untuk menjamin terlaksananya praktek dengan lancar dan baik, maka dibentuk Panitia Penyelenggaraan dan Pembimbing Praktek PPKMP tahun 2014 dengan Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Perikanan No. SK. SK.172 /STP/KEP/DL.210/I/2014.

Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada praktek PPKMP terbagi atas 2 (Dua) jenis kegiatan, yakni jenis kegiatan yang bersifat umum dan jenis kegiatan yang bersifat khusus.

A. Jenis kegiatan yang bersifat umum

Jenis kegiatan tersebut mencakup :
1) Menghayati kehidupan sehari-hari para nelayan beserta keluarganya dengan cara taruna mengikuti kegiatan usaha perikanan masyarakat setempat dengan cara tinggal bersama keluarga nelayan/pembudidaya/pengolah ikan. Taruna diharapkan membaur dengan keluarga dimana mereka tinggal bersama dan menjadi bagian dari keluarga tersebut. Oleh karena itu, segala kegiatan yang dilaksanakan keluarga tersebut, taruna diharapkan terlibat di dalamnya.
2) Mengikuti kegiatan LINTAS PROGRAM STUDI, dimana seluruh Taruna/i dibagi menjadi satu kelomok dari 6 Program Studi untuk menerima Materi dari Prodi TPI, MP, TPH, TAK, TPS dan PP secara bergiliran.

a. Prodi TPI : Melakukan kegiatan Penangkapan ikan dilaut (LAYAR One Day Fishing) dan kegiatan-kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

b. Prodi MP : Cara menggunakan/mengoperasikan, merawat mesin penggerak utama kapal yang digunakan pada kapal nelayan.
c.Prodi TPH : Penanganan dan pengolahan hasil-hasil perikanan modern maupun tradisional.
d. Prodi TAK : Usaha budidaya ikan.
e. Prodi TPS : Ekosistem perairan laut dan wilayah pesisir
f. Prodi PP : Keragaan penyuluh perikanan (Mekanisme dan struktur organisasi masyarakat nelayan/pembudidaya ikan dan lembaga pemerintah yang terkait dengan perikanan

3) Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat oleh Taruna seperti : Kebersihan di Sekitaran Desa Asemdoyong, Senam Bersama dan Aksi Donor Darah.
4) Melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen/Pembimbing seperti : Pemberian materi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Budidaya Lele Skala Rumah Tangga, Diversifikasi Pengolahan Hasil Perikanan, Penanaman Mangrove, Keselamatan Kerja dan Perbaikan Jaring, serta Perawatan Alat/Mesin Pendingin.



B. Jenis Kegiatan yang Bersifat Khusus
Jenis kegiatan yang bersifat khusus meliputi:
1) Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI)
a. Mengikuti kegiatan penangkapan ikan dilaut
b. Membantu pembuatan/penangkapan ikan dilaut.
c. Membantu perbaikan dan pemeliharaan kapal penangkap ikan.
d. Membantu penanganan hasil tangkap ikan diatas kapal.

2) Program Studi Permesinan Perikanan (MP)
a. Mengikuti kegiatan menangkap ikan
b. Mengikuti perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin kapal maupun mesin bantu perikanan
c. Mengikuti dan mengamati cara pengoperasian mesin-mesin perikanan dan mesin bantu perikanan

3) Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH)
a. Mengamati cara penyediaan dan penanganan bahan mentah untuk pengolahan
b. Mengikuti kegiatan pengolahan ikan baik bersifat tradisional maupun modern.
c.Mengikuti dan mengamati cara penanganan ikan hasil tangkap sejak di atas kapal, tempat-tempat pendaratan dan tempat pengolahan.

4) Program Studi Teknologi Akuakultur (TAK)
a. Melakukan pengamatan potensi upaya budidaya
b. Mengikuti kegiatan budidaya ikan meliputi persiapan lahan, pelaksanaan budidaya, pemanenan, dll.
c. Mengikuti kegiatan pembenihan, penyediaan benih, secara alami dan proses pengangkutan benih ke lokasi budidaya.

5) Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (TPS)
a. Mengidentifikasi Potensi sumberdaya perairan.
b. Mengikuti kegiatan budidaya, utamanya yang berkaitan dengan pengelolaan habitatnya.
c. Mengikuti kegiatan pengolahan hasil perikanan, utamanya yang berkaitan dengan penanganan limbahnya.
d. Pengenalan terhadap ekosistem perairan dan wilayah pesisir

6) Program Studi Penyuluhan Perikanan
a. Mempelajari tata kehidupan masyarakat pesisir dari aspek sosial, ekonomi dan budidaya.
b.Mengidentifikasi sistem penyuluhan perikanan yang terdiri dari
- Kelembagaan penyuluhan perikanan
- Ketenagaan penyuluhan perikanan
- Peyelenggaraan penyuluhan perikanan

c. Mengikuti kegiatan budidaya ikan meliputi persiapan lahan, pelaksanaan budidaya, pemanenan, dll.
Metode yang digunakan pada praktek PPKMP ini antara lain : a) Diskusi, untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat pesisir dan b) Wawancara, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan nelayan.

Kegiatan akhir PPKMP adalah penenyusunan Laporan oleh seluruh Taruna/i peserta PPKMP yaitu hasil dari penerimaan materi yang telah diterima selama PPKMP dan Kemudian dilanjutkan dengan Seminar laporan hasil PPKMP oleh masing-masing Prodi yang akan dilaksanakan besok pagi Tanggal 23 Februari 2014 di SDN 03 Asemdoyong. {Patekkai | 28 Februari 2014}
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. PENYULUH PERIKANAN STP JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger