Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor dalam rangka mengimplementasikan
tujuan dalam menyiapkan SDM yang berwawasan bisnis, sebagaimana tertuang
dalam Keppres No. 27 tahun 1993 tanggal 18 Maret 1993 tentang Tugas
Pokok Menyelenggarakan Program Pendidikan Keahlian di Bidang Perikanan
(D4) pada Sekolah Tinggi Perikanan telah melaksanakan kegiatan Kuliah
Umum Kewirausahaan, dengan tema “Kiat Menjadi Pengusaha Perikanan Yang Tangguh” sebagai suatu upaya/informasi alternatif pilihan setelah taruna/taruni lulus kuliah.
Kuliah Umum Kewirausahaan ini diselenggarakan dengan tujuan : 1)
Menanamkan jiwa kewirausahaan, 2) Memotivasi dan mengembangkan potensi
taruna/taruni untuk menjadi wirausaha, 3) Memberikan informasi mengenai
potensi bidang-bidang bisnis di masa mendatang secara umum, 4) Berbagi
pengalaman sukses menjadi entrepreneur dari para pengusaha sukses, 5)
Melatih taruna/taruni untuk menyelenggarakan suatu kegiatan besar, 6)
Sebagai sarana pendekatan komunikasi dan kerjasama dunia usaha dengan
perguruan tinggi. Selain itu, pemberian materi entrepreneurship yang
langsung berasal dari praktisi bisnis dapat memberikan gambaran nyata
mengenai dunia entrepreneurship pada taruna/taruni, yang pada akhirnya
pengetahuan ini dapat menjadikan alternatif pilihan setelah lulus
kuliah.
Kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan yang dilaksanakan dalam rangka
pencerahan dan memupuk jiwa wirausaha taruan Jurusan Penyuluhan
Perikanan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2013 yang bertempat
di Aula STP Jurusan Penyuluhan Peirkanan Bogor. Peserta pada kegiatan
Kuliah Umum Kewirausahaan adalah taruna STP Jurusan Penyuluhan Tingkat
Madya (semester III/PP dan semester III/TAK), Tingkat Perdana (semester
V/PP), dan Tingkat Utama (semester VII/PP). Selain itu, Dosen/Tenaga
Pengajar, Pegawai pun turut serta hadir menjadi peserta dalam Kegiatan
Kuliah Umum tersebut.
Narasumber kegiatan Kuliah Umum Kewirausahaan dalam tema “Kiat Menjadi
Pengusaha Perikanan Yang Tangguh” adalah Ir. Imza Hermawan, M.Si dan
Legisan Samtafsir, M.Ag yang kedua-nya berasal dari praktisi bisnis
perikanan. Hal ini, diharapkan agar apa yang disampaikan oleh narasumber
tentang gambaran nyata tentang dunia entrepreneurship dapat menjadi
motivasi tersendiri untuk taruna/taruni bilamana mereka telah
menyelesaikan/lulus dari jenjang kuliah.
Dalam isi kuliahnya, yang pertama disampaikan oleh Ir. Imza Hermawan
adalah bagaimana menyikapi mengapa perikanan menjadi orientasi bisnis.
Menyusul beliau menambahkan alur wirausaha yang bukan berasal dari
referensi/saduran melainkan berdasar pada pengalaman beliau mulai awal
dalam meniti bisnisnya. Kembali beliau menegaskan bahwa, dalam memulai
usaha perikanan perlu kiranya kita mengetahui dan wajib memegang
prinsip-prinsip dalam menjalankan bisnis. Bagaimana kita mengetahui
potensi setempat, semangat dan kemauan besar sehingga dapat mengemukakan
ide bisnis, pemilihan jenis bisnis yang akan dijalankan, sehingga dapat
berujung pada prinsip bisnis market oriented /consumer oriented dan tak
lupa menurut beliau kegiatan evaluasi sangatlah penting yang harus
memperhatikan aspek-aspek dan factor-faktor kegagalan. Dalam kalimat
terakhir penyampaian materi kuliah umum, beliau menegaskan dua hal,
yaitu : kesuksesan adalah proses “perjalanan” yang panjang, dan
orang yang sukses adalah selalu mempunyai banyak cara, orang yang gagal
selalu mempunyai banyak alasan.
Lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh Legisan, M.Ag sebagai
pembudidaya ikan lele bioflock 165. Dalam pemaparan materi awal, beliau
memberikan kisah tentang bebarapa sosok orang sukses dalam membangun
usaha bisnis; seperti Dahlan Iskan, Lele Lela dan Basrizal Koto. Kisah
mereka dihapkan dapat membangun pribadi bisnis sedini mungkin dan dapat
seperti mereka walaupun kesemuanya itu berawal dari perjuangan besar
yang tiada batasnya seperti pada kata pepatah “bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kemudian”. Selanjutnya beliau memaparkan bagaimana
usaha bioflock mampu menjawab tantangan tentang kebutuhan pangan,
tuntutan pasar global, keamanan pangan, dan keterlusuran yang berpegang
pada prinsip kerja biofloc, yaitu konsep, proses dan hasil. Untuk
mengimbangi kegiatan bisnis bioflock yang dijalankan, Legisan juga tak
lupa menyampaikan upaya-upaya yang dilakukan dalam menjalankan bisnisnya
bukan hanya mengandalkan kemampuan pengetahuan, fisik, teknologi namun
juga berfikir secara spiritual untuk lebih mendekatkan ke Sang Pencipta
guna mengharap kebarokahan/ridho_Nya dari usaha yang dijalankan.
Selain ke-2 narasumber yang memiliki semangat menyampaikan materi
kuliah, terlihat juga antusias dari peserta yang hadir. Hal ini,
terlihat dari adanya feed back (umpan balik) oleh peserta dari taruna.
Pertanyaan pertama diawali oleh taruna Ahmad (TAK) yang ingin mengetahui
bagaimana mengawali bisnis yang dapat menjadikan kita menjadi pengusaha
perikanan tangguh dan sejauh mana prospek bisnis ikan dalam budidaya
lele bioflock 165 yang dijalankan oleh sang narasumber, menyusul
pertanyaan kedua oleh taruna Irham (TAK) yang ingin mengetahui upaya dan
atau motivasi apa yang harus dijalankan dalam menjalankan sebuah bisnis
sehingga berjalan dengan baik, dan bagaimana dapat belajar pada
orang-orang sukses sebagai indicator kemajuan bisnis. Selanjutnya
pertanyaan disampaikan oleh taruni Deayu Larasati (PP) dan diikuti oleh
taruna M.Khadafi (PP) yang menyampaikan pertanyaan seputaran perilaku
dalam berbisnis, bagaimana menghadapi pesaing bisnis, bagaiman
factor-faktor penunjangnya, dan lain sebagainya. Dengan melihat
antusiasnya peserta dengan bobot pertanyaan yang terbilang bagus, maka
moderatorpun menyepakati bahwa session tanya jawab hanya sekali dan
tidak berlanjut.
Untuk membentuk sikap pribadi wirausaha bukan sesuatu hal yang mudah
dan dapat terbentuk dalam waktu singkat, tetapi harus ditanam dan
dipahami secara lebih dini sejak usia sekolah, sehingga pada saat
meninggalkan bangku kuliah seseorang telah berani menyatakan dirinya
untuk berwiraswasta.
Namun untuk bisa melahirkan wirausahawan bukanlah hal yang mudah.
Selain ketersediaan modal, teknologi, pasar, dan kreativitas, juga
diperlukan mental, sikap, dan perilaku entrepreneur yang kuat dan
tertanam secara mendalam. Hal ini diperlukan agar bisa menjadi wirausaha
yang tangguh. [M.Patekkai]