Pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) kelautan dan perikanan yang berwawasan luas dan berdaya saing tinggi menjadi salah satu prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini dikarenakan SDM merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan sektor perikanan dan kelautan. Pencetakan SDM kompeten dan inovatif membutuhkan institusi pendidikan yang andal dan kerja sama yang intensif dengan semua pihak di dalam dan luar negeri, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Untuk itu, KKP, melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar kegiatan Indonesia-America Network (IA Net), Selasa (20/1), di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bertaraf internasional. Hal itu sebagaimana diamanatkan UU 31/2004 jo. UU 45/2009 tentang Perikanan. Selain itu dalam UU 20/2003 jo. UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, menyebutkan bahwa pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
Di sisi lain, dalam menghadapi perkembangan era globalisasi baik tingkat regional maupun internasional, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 perlu dilakukan kerjasama dengan dunia internasional dalam mengembangkan pendidikan vokasi kelautan dan perikanan. “AS merupakan negara maju yang menjadi acuan dunia dan satuan Pendidikan lingkup KKP dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, terutama dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat,” tambahnya.
Menurut Susi, kegiatan seperti ini perlu terus ditingkatkan untuk membentuk SDM yang kompeten yang akan menjadi agen pembaruan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. “Lembaga pendidikan di bawah KKP harus selalu menjadi pelopor dalam menghasilkan teknologi terapan yang inovatif untuk peningkatan produktivitas dan saya saing sektor kelautan dan perikanan,” ujar Susi.
Sebagai rangkaian acara, dilakukan kuliah umum oleh Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr, peresmian IA Net “Indonesia-America Partnership for Marine and Fisheries Vocational Education” serta video conference dengan Mississippi State University AS. Turut hadir di acara ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Dubes Paraguay untuk Indonesia dan lima Negara ASEAN lainnya Cecar Estebon Grillion.
Sementara itu Kepala BPSDM KP Suseno Sukoyono menuturkan, kerja sama dan sinergi lintas lembaga dalam dan luar negeri antara BPSDM KP dengan universitas dan lembaga swasta dalam meningkatkan kapasitas SDM kelautan dan perikanan telah berjalan dengan baik. Sampai saat ini BPSDM KP telah bekerja sama dengan 20 universitas luar negeri, 12 universitas dalam negeri, 25 lembaga internasional dan NGO (seperti World Wide Fund for Nature, Coral Triangle Center, Conservation International, dan International Union for Conservation of Nature), serta 40 kementerian/lembaga, kabupaten/kota, dan badan usaha/perbankan. Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan salah satu contoh kerja sama BPSDM KP dengan universitas di AS, yaitu Mississippi State University.
Terkait dengan kegiatan pendidikan, sistem pendidikan vokasi kelautan dan perikanan yang diterapkan sejak 1962 merupakan yang pertama di Indonesia. Melalui 17 kampus pendidikan vokasi, KKP berupaya memberikan pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang kuat pada peserta didik sehingga menjadi tenaga kerja professional dan memiliki jiwa kewirausahaan tinggi untuk mengembangkan dunia usaha dan industri kelautan dan perikanan dengan pendekatan pendidikan teaching factory yang lebih mengutamakan praktek daripada teori (70:30) baik pada pendidikan menengah dan pendidikan tingginya.
Pada 2014, KKP meluluskan 1.665 peserta didik yang terserap di dunia usaha dan industri baik dalam maupun luar negeri diantaranya pada 63 dunia usaha dan dunia industri nasional dan internasional seperti AS, Spanyol, Australian, Jepang, Korea, dan lain-lain.
Di bidang pelatihan, KKP melalui enam Balai Diklat di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, Ambon dan Sukamandi, sekitar 20 ribu orang telah dilatih di bidang penangkapan, budidaya, dan pengolahan ikan, serta garam dan konservasi/non konsumsi. Dan untuk memperluas jangkauan pelatihan, telah dibentuk 417 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) di berbagai daerah di Indonesia yang didukung dengan pembentukan 33 Tempat Uji Kompetensi yang telah mensertifikasi 11 ribu SDM kelautan dan perikanan.
Di bidang penyuluhan, berdasarkan data Sistem Informasi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Simluh KP) per 19 Januari 2015, saat ini terdapat total 13.207 penyuluh perikanan se-Indonesia, yang terdiri dari 3.235 penyuluh PNS, 1.224Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), 8.430 penyuluh swadaya, 201 PPTK daerah, 40 penyuluh swasta, dan 77 penyuluh honorer. Dari total tersebut, saat ini terbentuk 52.660 kelompok masyarakat dimana 1 kelompok terdiri atas 10 anggota.
Di tahun 2015, BPSDM KP merencanakan akan mengembangkan STP sebagai pusat studi nautika dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga akan dibentuk Pusat Studi Konservasi Perairan di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong, di samping Pusat Studi yang telah dibentuk seperti Pusat Studi Mangrove Poltek KP Sidoarjo dan Pusat Studi Terumbu Karang Poltek KP Bitung.
Sebagai bekal peserta didik di dunia kerja, 13 satuan pendidikan KKP diharapkan mampu menerbitkan sertifikasi kompetensi peserta didik. Dengan demikian, lembaga pendidikan sekaligus menjadi lembaga sertifikasi profesi sehingga para siswa semakin siap dan mantap untuk bergabung bersama dunia usaha dan industri dalam dan luar negeri, khususnya dalam rangka menghadapi MEA 2015. Satuan Pendidikan KKP juga pada 2015 akan dilakukan upgrading level lembaga pendidikan menjadi 10 Poltek KP. “Pengembangan Poltek KP menjadi ‘’pintu’’ percepatan transformasi SDM KP terdidik dalam unjuk prestasi yang dimiliki,” ujar Menteri KP
Selain itu Suseno juga menambahkan, dari semua program pengembangan SDM KP yang telah direncanakan adalah dibentuknya IA Net. Pendiriannya merupakan wujud komitmen KKP untuk melanjutkan jejaring kerjasama yang telah dilakukan dengan beberapa universitas AS seperti Mississippi State University, University of Washington, dan Oregon State University. “Diharapkan akan bertambah lagi kerja sama yang terjalin kedepannya dengan universitas lainnya”, ungkapnya.
Menurut Suseno, terbentuknya IANet diharapkan mampu menjadi pusat informasi akan menjadi sarana mendukung peningkatan kapasitas dosen dan taruna/i, pertukaran pelajar, pengembangan sistem, modul, dan kurikulum pendidikan kelautan dan perikanan di STP Jakarta seiring dengan perkembangan teknologi melalui kegiatan teleconference kuliah umum bersama dengan universitas partner di Amerika Serikat. “Launching IA Net merupakan sebuah upaya pengembangan kapasitas SDM kelautan dan perikanan. IANet diharapkan mampu menjadi wadah tukar informasi Indonesia–Amerika untuk mendukung kerjasama pendidikan vokasi kelautan perikanan di Indonesia,” ungkapnya
Sumber: http://www.stpbogor.bpsdmkp.kkp.go.id/news/2015/01/kkp-gandeng-as-kembangkan-pendidikan-vokasi-kelautan-dan-perikanan